Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampoerna Perkuat Jaringan Kemitraan dengan petani Tembakau

Kompas.com - 12/10/2017, 14:42 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) berupaya meningkatkan daya saing sektor agro industri nasional dengan memperkuat program kemitraan.

Program kemitraan yang dinamakan Sistem Produksi Terpadu bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau di Indonesia, sehingga para petani dapat bersaing dalam rantai pasar nasional maupun global.

Program tersebut telah dijalankan sejak 2009 dan telah melibatkan 27.500 petani dengan luas Iahan 24.500 hektar.

Para petani yang tergabung dalam program Sistem Produksi Terpadu, di antaranya, diperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian.

Teknik tersebut antara lain metode pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar dan alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan.

Leaf Agronomy Manager PT HM Sampoerna Tbk Bakti Kurniawan mengatakan program kemitraan terus diperkuat agar petani tembakau memiliki pangsa pasar yang jelas dan industri rokok pun memiliki kepastian bahan baku tembakau.

"Melalui kemitraan diharapkan punya kepastian pasokan barang yang berkelanjutan dan dengan kualitas yang baik, itu mengapa kami menginisiasi proses kemitraan ini," ujar Bakti di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Kamis (12/10/2017).

Sistem Produksi Terpadu telah diperkenalkan kepada sejumlah petani yang berada di daerah penghasil tembakau di lndonesia seperti Rembang, Lombok, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar dan Lumajang.

Selain teknologi, para petani mitra juga akan mendapatkan pendampingan sistem pertanian yang baik, akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian serta akses pasar yang terjamin bagi hasil produksi para petani.

Sementara itu, Musdhalifah Machmud, Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, pelaku industri memang perlu membuat program kemitraan dengan para petani untuk menigkatkan daya saing industri itu sendiri.

Sebab, lanjut Musdhalifah, jika industri menjalankan pola kemitraan maka aspek hulu hingga hilir bisa terjaga dengan baik seperti pasokan bahan baku, kualitas bahan baku, hingga berkesinambungan.

"Ke depan harus menjaga mulai dari hulu sehingga dari situ bahwa kemitraan ini adalah salah satu yang akan menguatkan komoditi itu sendiri," ujarnya.

Selain pelaku usaha menerapkan pola kemitraan, menurutnya pemerintah juga memiliki berbagai fasilitas guna mendukung usaha kecil termasuk kalangab petani, dalah satunya dengan akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com