Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Vivi Coster
Pegiat Fintech

Executive Director for Community and Communications Asosiasi FinTech Indonesia

Agenda Besar Ekonomi di Tangan Generasi Baru

Kompas.com - 17/10/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Sejumlah peraturan telah dikeluarkan seperti PBI No. 18/40/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran atau Peraturan OJK (POJK) Nomor 77/POJK.01/2016 tentang peer-to-peer lending. 

Tidak sedikit keputusan-keputusan tersebut dibuat dengan mendengarkan ‘suara’ industri, sembari mereka membentuk regulatory sandbox atau program uji coba bagi usaha rintisan tekfin.

Namun demikian, advokasi kebijakan saja tidaklah cukup. Inklusi keuangan yang sebenarnya juga mensyaratkan keikutsertaan pelaku usaha secara aktif dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan program-program kampanye nasional pemerintah seperti Gerakan Nasional Non-Tunai, Kredit Usaha Rakyat hingga konsep layanan sosial dalam satu kartu (Kartin1; Kartu Indonesia Satu) sebagai instrumen identitas penduduk yang berpotensi untuk dikembangkan pula sebagai alat pembayaran di masa depan.

Industri tekfin, terutama perusahaan rintisan dengan berbagai inovasi dan jejaringnya, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memperkuat proses transaksi keuangan ini hingga ke tingkat akar rumput, menggantikan kendala birokrasi keuangan yang berjenjang, terbatasnya ruang dan waktu, minimnya jumlah dan jangkauan agen atau cabang serta proses administrasi yang rumit.

Pemerintah juga perlu membuka opsi mitra penyelenggara dengan menggandeng perusahaan rintisan tekfin dalam sebuah pilot program nasional bersama.

Kerja sama ini dapat menjadi studi kasus yang sahih, sekaligus menjadi ‘kolam bermain pasir’ seluruh pihak dalam mematangkan kebijakan yang tepat dan seimbang, sama-sama menguntungkan bagi pengembangan inovasi layanan dan perlindungan publik.

Edukasi Publik

Tanpa permintaan dari publik, percuma saja menyiapkan layanan, infrastruktur dan kebijakan layanan keuangan yang baik.

Layanan tekfin memiliki kesempatan yang besar untuk menggarap segmen paling ‘gemuk’, yaitu kelompok ekonomi menengah ke bawah. Terutama karena didukung optimism data Badan Pusat Statistik (BPS) kuartal II 2016 bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 5,18 persen tahun ke tahun atau mencapai nilai Rp.2.353,2 triliun.

Seluruh ekosistem tekfin memiliki tugas besar untuk mengedukasi pentingnya literasi keuangan dan di saat bersamaan ‘mengajarkan’ cara transaksi baru berbasis teknologi.

Masyarakat perlu melihat contoh konkret dan merasakan manfaat mudahnya bertransaksi non-tunai, mendapatkan pinjaman dengan lebih cepat melalui konsep peer-to-peer lending, ataupun mendapatkan akses terhadap layanan keuangan yang lebih advanced seperti asuransi dan investasi.

Seluruhnya dapat diperkenalkan secara bertahap melalui perangkat genggam yang saat ini sangat mudah diakses dan terintegrasi satu sama lain.

Meski menghadapi begitu banyak pekerjaan rumah, gelombang kebangkitan tekfin tidak mungkin surut.

Tugas kita bersama adalah memastikan potensinya diwujudkan secara tepat untuk membentuk masyarakat non-tunai yang inklusif dalam ekosistem keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com