Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Cukai Rokok Diprediksi Untungkan Produsen Besar

Kompas.com - 02/11/2017, 17:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah produsen rokok besar diprediksi tidak akan terpengaruh oleh aturan baru mengenai kenaikan cukai rokok dari pemerintah.

Sebagaimana diketahui, kenaikan cukai rokok akan mulai diberlakukan pada awal tahun depan, dengan besaran kenaikan 10,04 persen seperti yang tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

"Kalau biasanya kenaikan cukai rokok membuat produsen rokok menjerit karena bakal menggerus perolehan laba mereka, namun hal tersebut tampaknya tidak akan dialami para pemain besar seperti Sampoerna dan Gudang Garam," kata analis dari Bahana Sekuritas, Michael Setjoadi, Kamis (2/11/2017).

Michael menjelaskan, produsen rokok yang besar justru akan menerima manfaat positif dari kenaikan cukai rokok di Indonesia.

Manfaat yang dimaksud adalah dua merek tersebut memimpin kelas golongan rokok tertentu di pasaran. Mulai dari kelas sigaret kretek mesin (SKM), sigaret kretek tangan (SKT), dan sigaret putih mesin (SPM).

"Ini akan menguntungkan para pemain besar di industri rokok seperti PT HM Sampoerna dan juga PT Gudang Garam, sedangkan para pemain kecil terpaksa harus melakukan konsolidasi atau bahkan terpaksa gulung tikar karena tidak mampu berkompetisi," tutur Michael.

Pada tahun 2018 mendatang, pendapatan Sampoerna diperkirakan naik sebesar 3,7 persen yaitu dari perkiraan semula menjadi Rp 107,24 triliun dari perkiraan semula sebesar Rp 103,45 triliun. Tahun ini pendapatan Sampoerna diprediksi mencapai Rp 99,3 triliun.

Perolehan laba bersih diperkirakan naik sebesar 4,4 persen yang dari perkiraan semula sebesar Rp 13,27 triliun menjadi Rp 13,85 triliun pada akhir 2018. Adapun untuk akhir tahun ini, laba bersih diperkirakan mencapai Rp 13,28 triliun.

"Bahana merekomendasikan beli sahamnya dengan target harga Rp 4.500 per lembar dari yang sebelumnya Rp 4.300 per lembar," ujar dia.

Untuk pendapatan Gudang Garam setelah kenaikan tarif ini, Michael memperkirakan akan naik sebesar 3,6 persen dari proyeksi lama sebesar Rp 88,94 triliun menjadi Rp 92,13 triliun pada tahun 2018. Sedangkan akhir tahun ini diprediksi pendapatan Gudang Garam akan mencapai Rp 83,63 triliun.

Untuk laba bersih Gudang Garam tahun 2018 diperkirakan naik sebesar 5,2 persen dari perkiraan lama Rp 7,25 triliun jadi Rp 7,63 triliun yang dipicu kenaikan tarif cukai. Sedangkan akhir tahun ini, laba bersih Gudang Garam diprediksi naik jadi Rp 7,04 triliun dari yang sebelumnya sebesar Rp 6,85 triliun.

"Bahana merekomendasikan beli dengan target harga Rp 83.000 per lembar, dari perkiraan sebelumnya Rp 79.000," ucap Michael.

Selain menaikkan cukai rokok, pemerintah turut mengatur hal lain, seperti minimum harga jual eceran yang dikenakan kepada konsumen hanya bisa diberi diskon maksimal 15 persen dari harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pemerintah juga mengatur harga jual rokok merek baru harus sama atau lebih tinggi dari merk yang telah beredar oleh pabrikan yang sama.

Kemudian, pemerintah mulai menyederhanakan tingkatan cukai rokok dari yang saat ini ada 12, menjadi 10 tier pada tahun depan dan berangsur akan diturunkan menjadi lima tingkatan pada 2021. Hal ini bertujuan untuk mengatur supaya produksi rokok yang ada di Indonesia semakin seragam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dengan Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dengan Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah Stunting Melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah Stunting Melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
'Buka-bukaan' Menteri KKP soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

"Buka-bukaan" Menteri KKP soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Spend Smart
BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

Whats New
Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
IHSG 'Bullish,' Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG "Bullish," Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com