Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM dan Listrik Tak Naik, Ada Risiko Pembengkakan Subsidi Energi di 2018

Kompas.com - 28/12/2017, 16:00 WIB
Kompas TV Pemerintah akan menaikkan besaran daya listrik rumah tangga untuk menyederhanakan golongn listrik pelanggan.

Eko Listyanto, peneliti Institute for Developtment Economic and Finance (INDEF) berpendapat, kebijakan pemerintah untuk menahan harga BBM dan tarif listrik hingga kuartal I-2018 akan berdampak positif berupa terkendalinya inflasi. Inflasi administered price akan stabil rendah, sehingga membantu pemulihan daya beli konsumen.

Namun, kebijakan itu juga berdampak negatif, yakni memperbesar kebutuhan anggaran subsidi listrik. "Keuangan Pertamina sebagai distributor BBM Premium juga semakin terbebani," jelas Eko.

Pertamina akan menanggung selisih jika pemerintah tidak menambah subsidi energi atau menyesuaikan harga BBM. "Utang Pertamina bisa membengkak, kalau ini dilakukan, saya khawatir terjadi kelangkaan pasokan Premium dan LPG 3 kg," katanya.

Baca juga : Elpiji 3 Kg Overkuota, Pertamina Bakal Tombok Rp 1 Triliun

Kepala Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih menganalisa, pemerintah akan terus mempertahankan harga BBM dan tarif listrik sepanjang tahun 2018 meskipun harga minyak dalam trend naik. Agar anggaran subsidi tak jebol, pemerintah akan instruksikan Pertamina menghemat penyaluran BBM bersubsidi, Premium dan Elpiji 3 kg.

Hal itu karena, "Tahun depan adalah tahun politik," kata Lana. Pada tahun 2018, sebanyak 171 daerah akan melakukan Pilkada serentak. Sedangkan di 2019, ada agenda pemilu presiden, sehingga petahana akan lebih suka dengan kebijakan populis. (Ghina Ghaliya Quddus, Siti Rohmatulloh)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Risiko subsidi energi makin tinggi" pada Kamis (28/12/2017)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com