Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur di Pangkalan Bun Lambat Turun, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 04/01/2018, 12:00 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Nugroho Budi Baskoro

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Harga telur ayam di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, masih tinggi pasca tahun baru 2018.

Pantauan Kompas.com di Pasar Indra Sari, harga satu tray karton berisi 30 butir telur ayam (seberat sekitar 1,9 kilogram) mencapai Rp 52.000 per tray, atau sekitar Rp 26.000 per kilogram.

Harga tersebut masih jauh lebih tinggi dibanding harga menjelang Natal, Rp 42.000 per tray karton. Dalam beberapa bulan sebelum Natal, harga telur ayam sempat menyentuh Rp 37.000 per tray karton di Pangkalan Bun, ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat ini.

Namun, harga yang menanjak cepat jelang Natal dan tahun baru, tak serta-merta turun setelahnya. "Naiknya cepat. Turunnya perlahan-lahan," tutur Mahmudin, pemilik kios khusus telur di Pasar Indrasari, Pangkalan Bun, pada Kompas.com, Rabu (3/1/2018) siang.

Baca juga : Harga Telur dan Cabai Dorong Inflasi hingga Pekan Ketiga Desember 2017

Menurut laki-laki asal Hulu Sungai, Kalimantan Selatan, itu faktor cuaca yang menghambat pasokan telur di Jawa, turut mempengaruhi kenaikan harga dengan cepat.

Sementara pasokan dari peternak ayam petelur lokal jumlahnya jauh dari kebutuhan. Selain itu, pasokan tersebut tak menjadi pilihan utama pedagan eceran.

Selamat, produsen telur lokal, sekaligus agen penjual telur menilai, faktor cuaca yang mengganggu pasokan, bukan jadi penyebab naiknya harga telur.

Menurutnya, kenaikan harga telur ini lazim terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru. "Karena permintaan naik. Di Jawa juga naik. Di seluruh Indonesia sama," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (3/1/2017).

Baca juga : Terkena Virus, Produksi Telur Ayam Menurun, Harga Melambung

Ia mengaku, memang produksi telur lokal masih jauh dari kebutuhan telur se-Pangkalan Bun dan sekitarnya.

Pemilik usaha ayam petelur ini mengatakan, untuk memenuhi 100 persen kebutuhan telur, diperlukan 250.000 ekor ayam petelur.

Sementara pemilik ayam petelur di Kabupaten Kotawaringin Barat belum bisa memasok hingga 50 persen kebutuhan tersebut.

"Setiap hari, konsumsi telur di Kotawaringin Barat, lebih dari 10 ton," ujar pria empat puluhan tahun, yang memiliki 6.000 ekor ayam petelur ini.

Baca juga : Harga Telur Merangkak Naik, Pemerintah Diminta Jaga Pasokan

Selain itu, lanjut dia, peningkatan jumlah peternak ayam petelur lokal pun, belum tentu akan membuat harga telur lebih murah. Hal ini karena harga pakan selalu naik, dan didatangkan dari Jawa.

Ia mengatakan, bila harga turun, bisa jadi ada produsen yang merugi, bahkan gulung tikar. Itu karena penawaran banyak, sementara biaya produksi, terutama kebutuhan pakan tinggi.

Meski begitu, harga telur di Pangkalan Bun sejatinya bervariasi. Ini karena patokan jual-belinya berdasarkan tray (wadah yang berisi 30 butir telur).

Tray dengan jenis telur yang lebih besar, lebih mahal. Saat ini bisa mencapai Rp 52.000 per tray. Satu tray dengan telur yang lebih kecil, harganya lebih murah, bisa mencapai Rp 47.000 per tray.

Kompas TV Harga sembako di beberapa daerah naik jelang tahun baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

[POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

Whats New
Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

Work Smart
OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

Whats New
3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

Spend Smart
5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

Whats New
Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com