Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Makanan Minuman Akui Stok Garam Industri Kian Menipis

Kompas.com - 30/01/2018, 20:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengakui saat ini stok garam induatri sudah semakin menipis.

Sedangkan pelaku industri makanan dan minuman harus terus berproduksi guna memenuhi kebutuhan permintaan pasar ditengah ketidakpastian pasokan garam industri.

"Saat ini stok garam 87.000 ton, industri pangan kita gara-gara enggak punya garam enggak bisa produksi. Kami mengerti harus beli dari petani, tetapi petani harus dibina agar mutunya bisa yang diinginkan industri," ujar Adhi saat ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Baca juga : Gapmmi: Produk Makanan dan Minuman Dalam Negeri Kalah Saing

Adhi mengatakan, jika impor garam industri dapat mengganggu hasil produksi garam petani lokal, salah satu solusinya adalah dengan mengurangi besaran impornya.

"Sebenarnya mengenai impor garam industri tinggal pengaturannya saja kalau emang panennya ada ya impornya saja dikurangi tapi dengan catatan mutunya harus sesuai dengan yang diinginkan industri makanan dan minuman," ujarnya.

Menurutnya, adanya keputusan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang memberikan izin impor garam sebesar 3,7 juta ton sudah tepat.

Sebab, lanjut Adhi, Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan klasifikasi tertentu dan membutuhkan NaCL 97 persen dengan kadar air maksimum 0,5 persen.

Baca juga : Tahun 2018, Gapmmi Yakin Pilkada Bisa Gairahkan Industri Makanan

"Kebanyakan stok garam Industri di petani itu kadar airnya tinggi sampai 4 sampai 5 persen, nah itu yang tidak bisa kami pakai. Yang kami bisa pakai hanya sebagian kecil," jelasnya.

Pada tahun 2018 ini, kata Adhi, industri makanan minuman mengajukan impor garam industri sebesar 535.000 ton, dan telah disetujui 460.000 ton, sebab masih bisa menyerap garam dari hasil produksi dalam negeri.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan impor garam pada tahun ini dilaksanakan secara bertahap.

Keputusan ini diambil bersamaan dengan kesepakatan terkait jumlah garam industri yang diimpor serta teknis pelaksanaannya dalam rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Jumat (19/1/2018) lalu.

Baca juga : Kemenperin: Impor Garam Industri Jaga Kegiatan Produksi dan Investasi

"Kami memutuskan, 3,7 juta ton jumlahnya (impor garam industri). Itu enggak sekaligus datangnya, bertahap," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Kompas TV Izin impor garam kini langsung berasal dari Kementerian Perdagangan atas permintaan Kementrian Perindustrian.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com