GARUT, KOMPAS.com - Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni senilai Rp 3.700 per kilogram, dipastikan masih memberi keuntungan sebesar 25 persen dari biaya yang dikeluarkan petani.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini, yang juga Ketua Penanggungjawab upaya khusus swasembada pangan dengan fokus tiga komoditas, yakni padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale) di Jawa Barat.
Menurut Banun, saat ini Kementerian Pertanian akan memastikan semua hasil panen petani bisa terserap oleh tim satgas, termasuk di Jawa Barat.
Untuk Jawa Barat, pihaknya berupaya agar hasil panen petani bisa dibeli dengan skema harga fleksibel dari empat skema harga yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.
"Kami berusaha agar jangan sampai turunnya dibawah HPP, kami kejar-kejaran dengan waktu," katanya saat ditemui disela kegiatan panen raya padi di Desa Mancagahar Kecamatan Pamengpeuk oleh Menteri Pertanian, Selasa (6/2/2018).
Baca juga : Januari 2018, Harga Gabah Kering dan Beras Naik
Banun memperkirakan, produksi Gabah Kering Giling (GKG) di Jawa Barat pada bulan Februari ini bisa mencapai 950.000 ton atau setara dengan 600.000 ton beras. Sementara, bulan Maret produksi GKG diperkirakan mencapai 1,6 juta ton atau setara dengan 1 juta ton.
"Kami jamin Jawa Barat surplus beras bulan Februari 270.000 ton beras dan Maret 670.000 ton beras," katanya.
Menurut Banun, tingkat konsumsi beras masyarakat Jawa Barat sendiri tiap bulannya mencapai 330.000 ton dengan jumlah penduduk mencapai 46 juta jiwa lebih. Dengan jumlah konsumsi sebesar itu, dibanding tingkat produksi, Jawa Barat masih surplus beras.
Bupati Garut Rudy Gunawan yang ditemui ditempat yang sama mengungkapkan, sebagaimana Jawa Barat, Garut pun surplus beras. Karenanya, pihaknya menolak beras impor masuk Garut. Di Garut sendiri, kebutuhan beras tiap bulannya mencapai 300.000 ton.
Baca juga : Harga Gabah di Petani Turun tapi Harga Beras Naik, Apa Kata Menteri Pertanian?
"Kami ini ada data, tiap tahunnya produksi gabah kering giling itu ada 1 juta ton per tahun, setara dengan 500.000 ton beras, kami surplus 200.000 ton beras setahun," jelasnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.