Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balas Trump, Turki Akan Kenakan Tarif Impor Kapas dari AS

Kompas.com - 07/03/2018, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber Reuters

ISTANBUL, KOMPAS.com - Turki dikabarkan bakal melawan potensi kebijakan tarif impor baja yang diterapkan AS. Caranya adalah dengan mengenakan pula tarif yang lebih tinggi untuk impor produk kapas dari AS.

Hal ini diungkapkan oleh salah satu penasihat ekonomi Presiden Turki Tayyip Erdogan. Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal mengenakan tarif impor terhadap produk baja dan alumunium untuk melindungi kepentingan nasional AS.

Kebijakan tersebut menimbulkan berbagai kritik dan kecaman dari negara-negara mitra dagang AS. Tidak hanya itu, rencana kebijakan Trump tersebut juga menggoyangkan pasar saham global.

Baca juga : Trump Ancam Terapkan Tarif Impor Mobil dari Eropa

"Dimulai dari Turki, negara-negara yang terdampak kebijakan pajak AS akan menjawab AS dalam berbagai produk alternatif, seperti Turki dalam hal kapas," ujar Cemil Ertem, penasihat ekonomi Trump seperti dikutip dari Reuters, Rabu (7/3/2018).

Meskipun demikian, Ertem tidak menyebut besaran tarif yang akan diterapkan. Kementerian Ekonomi Turki menyatakan telah berbicara dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malstrom terkait hal tersebut dan sepakat mengoordinasikannya kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Turki merupakan rumah bagi industri tekstil utama dunia dan perusahaan-perusahaan yang memasok produk untuk merk-merk ternama dunia, seperti Zara, Adidas, dan Nike. Turki mengimpor kapas dari AS senilai 519 juta dollar AS pada tahun 2016, menurut data Institut Statistik Turki.

Baca juga : AS Kenakan Tarif Impor Baja, Korsel Ancam Lapor ke WTO

Kapas dari AS menyumbang porsi 42 persen dari total impor pada tahun tersebut. Angka itu merupakan porsi terbesar.

Adapun Turki merupakan produsen baja terbesar kedelapan dunia. Turki pun merupakan eksportir baja terbesar keenam untuk AS.

Asosiasi industri menyatakan produsen-produsen baja Turki masih bisa kompetitif karena biaya yang relatif rendah.

Kompas TV Bursa saham global bergejolak termasuk di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com