Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Terburuk IHSG: Jatuh ke Level 5.500

Kompas.com - 23/03/2018, 12:40 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan tak mengubah suku bunga acuan 7 Days Repo Rate di level 4,25 persen pada Kamis (22/3/2018).

Keputusan ini diberikan hanya terpaut beberapa jam setelah The Federal Reserve (The Fed) akhirnya menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 1,5 persen–1,75 persen.

Keputusan The fed atau Bank Sentral AS tersebut memang sesuai prediksi banyak pihak. Kini selisih bunga acuan Indonesia dengan bunga acuan AS terpaut tipis sebesar 2,5 persen–2,75 persen.

Walaupun BI memutuskan suku bunga acuan tetap, nyatanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum lepas dari sentimen negatif. Kemarin (Kamis, 22 Maret 2018), indeks saham ditutup turun 0,93 persen jadi 6.254,07.

Baca juga : Fed Naikkan Suku Bunga Acuan, Isyaratkan Kenaikan Agresif hingga 2020

Kemudian di Jumat (23/3/2018) IHSG dibuka langsung terjun bebas Indeks terpangkas 163 poin atau 2,68 persen ke level 6.090,90 pukul 9:04 WIB.

Sejumlah analis menilai, pasar mulai mengkhawatirkan kecenderungan bank sentral negara lain mengerek suku bunga.

Situasi ini bisa memperkeruh ekonomi dunia yang tengah dihadapkan pada era proteksionisme dan perang dagang antar negara.

Tanda-tanda itu mulai tampak. Kemarin, bank sentral di tujuh negara kompak menaikkan bunga.

Baca juga : IMF: Ekonomi Asia Hadapi Risiko Akibat Proteksionisme

Bank Sentral China, People's Bank of China, misalnya, mengerek bunga acuan dari 2,50 persen menjadi 2,55 persen.

"Ini sentimen negatif baru untuk IHSG," ujar William Siregar, Analis Paramitra Alfa Sekuritas kepada KONTAN, Kamis (22/3/2018).

Bank of England (BoE) dan European Central Bank juga berpeluang menaikkan suku bunga. Kemarin, pejabat BoE menyatakan, suku bunga di Inggris akan naik Mei 2018.

Nah, berbagai sentimen dari luar itu akan memicu lagi ancaman membesarnya capital outflow dari Tanah Air.

Baca juga : IHSG dalam Tren Melemah 3-6 Bulan ke Depan

 

Sebab, spread antara suku bunga Indonesia dan AS makin tipis. Spread US treasury tenor 10 tahun dan obligasi dollar AS Indonesia tenor sama kemarin juga tinggal 1,28 persen.

Target IHSG

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menyatakan, kondisi ini bisa membuat keuntungan investasi pihak asing tergerus. Sebab, ketika asing masuk ke Indonesia, dana mereka langsung dikonversi ke rupiah.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com