United Tractors (UNTR)
Kinerja United Tractors diperkirakan akan semakin membaik pada tahun ini, yang telah tercermin sejak tahun lalu.
Bila tahun lalu perseroan yang menjual alat berat ini mampu menjual 3.788 unit, maka pada tahun ini, manajemen menargetkan penjualan alat berat akan berada pada kisaran 4.200 - 4.500 unit, yang pertumbuhan yang ditopang oleh sektor pertambangan khususnya alat-alat bagi pertambangan besar.
Pada Januari volume penjualan alat berat naik sebesar 50 persen menjadi 405 unit dibanding periode yang sama tahun lalu, terutama ditopang meningkatnya penjualan alat berat dari sektor pertambangan. Pencapaian ini, memperkuat perkiraan Bahana atas penjualan alat berat sepanjang tahun ini sebesar 4.787 unit, akan tercapai.
Baca juga : United Tractor Pasok Ratusan Scania untuk Transjakarta
"Risiko yang perlu dicermati dari UNTR adalah bila harga batubara turun, curah hujan yang lebih besar dari perkiraan semulayang bisa berakibat negatif terhadap produksi tambang, juga depresiasi rupiah terhadap dolar," ujar Andri.
Ia merekomendasikan beli saham UNTR dengan perkiraan target harga naik menjadi Rp 42.200 per lembar dari perkiraan sebelumnya Rp 39.700 per lembar.
Bahana juga merevisi kebawah EPS UNTR pada tahun ini dan tahun depan karena asumsi margin yang lebih konservatif serta belanja modal yang diperkirakan lebih tinggi karena Astra grup akan semakin meningkatkan investasi di luar bisnis otomotifnya.
Tahun ini pendapatan diperkirakan naik menjadi Rp 81,5 triliun dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 80,3 triliun, sedangkan2019 diperkirakan akan naik ke kisaran Rp 92,7 triliun dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 89 triliun.
Laba bersih diperkirakan akan mencapai Rp 9,7 triliun dariperkiraan sebelumnya sebesar Rp 10 triliun pada akhir 2018.
Baca juga : Kinerja UNTR Membaik, Bahana Rekomendasi Beli
Sedangkan 2019, diperkirakan naik menjadi Rp 11,1 triliun dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 11,7 triliun.
Dengan perkiraan EPS pada tahun ini turun menjadi Rp 2.597 dari perkiraan sebelumnya Rp 2.678, sedangkan tahun depan diperkirakan turun menjadi Rp 2.983 dari perkiraan sebelumnya Rp 3.131.
Ojek Online
Sementara itu, masuknya grup Astra ke bisnis ojek online melalui Gojek akan menjadi perhatian serius Bahana untuk beberapa tahun ke depan karena saat ini manajemen masih berupaya mengembangkan sinergi bisnis dengan Go-jek.
Astra sedang mengembangkan inisiatif digital melalui Astra Digital Plan (ADP) untuk melakukan integrasi berbagai bisnis.
Astra juga melakukan sistem pengumpulan data yang belum pernah dilakukan perseroan sebelumnya, dengan tujuan mengumpulkan berbagai data penting untuk mengoptimalkan seluruh bisnis grup Astra.
Baca juga : Astra International Suntik Go-Jek Rp 2 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.