Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Desmon Silitonga
Head Investment

Analis PT Capital Asset Management, alumnus Pascasarjana FE UI.

Menjadi Raksasa Ekonomi

Kompas.com - 17/04/2018, 07:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perlu dicatat bahwa sektor industri merupakan salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja (padat karya). Harapannya, dengan kuatnya sektor industri, maka aliran investasi langsung bisa masuk untuk menciptakan banyak tenaga kerja.

Bukan, misalnya, seperti tahun 2017 yang nilai investasi langsung tumbuh sekitar 13 persen,  tetapi jumlah lapangan kerja yang dihasilkan menurun dari tahun sebelumnya. Aliran investasi itu lebih dominan masuk ke sektor-sektor yang padat modal (capital intensive) yang terbatas dalam menyerap tenaga kerja.

Tentu, untuk bisa merealisasikan sektor industi yang kuat dibutuhkan banyak syarat. Salah satunya, tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terampil.

Sayangnya, menurut data Badan Pusat Statisik (BPS), dari 131 juta angkatan kerja Indonesia sampai Agustus 2017, sekitar 60 persen merupakan lulusan SD dan SMP yang tingkat keterampilannya terbatas.

Untuk mengatasi ini, pemerintah telah mencanangkan untuk mereformasi dunia pendidikan, khususnya pendidikan vokasi yang diarahkan untuk lebih fokus pada keterampilan. Balai-balai latihan kerja (BLK) juga akan kembali dibangkitkan.

Baca juga: Antisipasi Revolusi Industri 4.0, Pemerintah Benahi Pendidikan Vokasi

Selain itu, pemerintah juga mengkaji pemberian insentif fiskal bagi industri yang menerapkan  pendidikan vokasi dan menerapkan inovasi penelitian dan pengembangan.

Itulah sebabnya, reformasi ini harus terus dikawal dan dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga tidak ‘menguap’ di tengah jalan, seperti yang telah terjadi sebelumnya.

Jika Indonesia bisa merealisasikan sektor industri yang kuat yang didukung oleh SDM yang terampil serta regulasi yang baik, maka jalan menuju negara dengan perekonomian raksasa seperti yang diramalkan oleh banyak pihak bisa terwujud.

Sebagai penutup, Indonesia jangan mudah tergoda dan beralih memperbesar industri digital, (meski itu sebuah keniscayaan ke era ‘now’, imbas dari inovasi yang tak bisa dikungkung), tanpa memperkuat sektor industrinya.

Bagaimanapun, tidak ada negara dengan kekuatan ekonomi raksasa, tanpa ditopang oleh sektor industri yang kuat dan maju. 

Baca juga: Presiden: 2030, RI Masuk 10 Besar Negara dengan Perekonomian Terkuat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com