Baca selengkapnya: Sri Mulyani: Saya Tidak Takut Tantangan Berdebat...
3. Soal Impor Pangan, Rizal Ramli Sebut Ada Pihak yang Sedang Cari Dana
Pengamat ekonomi Rizal Ramli menilai ada pihak yang mengambil keuntungan dari impor bahan pangan.
Dia menghitung, harga pangan yang diimpor ke Indonesia dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga pangan di negara lain.
"Pihak yang memperoleh kuota impor pangan tentu mendapat untung besar. Jadi, kemungkinan ada pihak-pihak yang sedang mencari dana," sebut dia dalam pernyataan tertulis seperti dikutip dari Kontan, Minggu (6/5/2018).
Mantan Menko Kemaritiman ini juga menyebut, dalam mengimpor bahan pangan pemerintah harus melihat waktu. Dia menilai, kebijakan impor di awal tahun bukan waktu yang tepat.
Baca selengkapnya: Soal Impor Pangan, Rizal Ramli Sebut Ada Pihak yang Sedang Cari Dana
4. Kurs Rupiah Ditutup Tembus Rp 14.000 per Dollar AS di Pasar Spot
Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Senin (7/5/2018) ditutup pada level Rp 14.001 per dollar AS, melemah 0,4 persen dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (4/5/2018). Analis berpendapat pelemahan rupiah kali ini dipicu angka pertumbuha ekonomi yang tak sesuai harapan.
"Depresiasi rupiah yang terjadi saat ini disebabkan oleh kecepatan perekonomian Indonesia yang tidak sesuai ekspektasi dalam tiga bulan pertama 2018," ujar Research Analyst FXTM Lukman Otunuga dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin siang, ekonomi Indonesia pada kuartal I/2018 tumbuh 5,06 persen. Angka ini di bawah proyeksi para analis di level 5,19 persen.
Baca selengkapnya: Kurs Rupiah Ditutup Tembus Rp 14.000 per Dollar AS di Pasar Spot
5. Bye Bye Plastic, Kisah 2 Gadis Muda Mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik
Tahun 2050, jumlah sampah plastik diperkirakan bakal lebih banyak dibandingkan jumlah ikan di lautan. Bahkan saat ini menurut AFP, sampah plastik di Samudera Pasifik sudah melebihi dari gabungan luas wilayah Perancis, Jerman dan Spanyol.
Menurut riset seorang peneliti dari Universitas Georgia Jenna Jambeck tahun 2015 lalu, Indonesia sendiri merupakan penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia setelah China. Konsumsi plastik di Indonesia mencapai 17 kilogram per tahun per kapita, dengan pertumbuhan konsumsi mencapai 6–7 persen per tahun.
Dari jumlah itu, hanya 10 persen yang bisa didaur ulang. Sisanya berada di tempat pembuangan akhir, terserak di ruang publik, atau berakhir di pesisir dan lautan.
Masalah plastik itu pun menjadi keprihatinan Bye Bye Plastic, suatu gerakan yang digagas oleh dua remaja putri asal Bali, kakak beradik Melati Wijsen dan Isabel Wijsen sejak 2015 silam.
Baca selengkapnya: Bye Bye Plastic, Kisah 2 Gadis Muda Mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.