"Kenaikan suku bunga acuan diharapkan bisa menaikkan return instrumen investasi di Indonesia sehingga dana asing tidak melanjutkan capital flight," ujarnya.
Selain itu, Indonesia perlu untuk memperbaiki kondisi domestik, karena pelemahan rupiah terhadap dollar AS tidak hanya disebabkan volatilitas global saja, tetapi kondisi fundamental Indonesia sendiri.
"Kita perlu mengembalikan kepercayaan investor, menjaga stabilitas harga baik BBM, listrik, maupun harga pangan jelang Ramadhan. Sehingga konsumsi rumah tangga yang berperan 56 persen terhadap PDB bisa pulih," ujarnya.
Bhima menambahkan pelemahan rupiah menyebabkan terjadinya pembengkakan kewajiban membayar utang luar negeri Indonesia hingga Rp 5,5 triliun.
"Selisih pembengkakan ini akibat currency missmatch, jika gunakan kurs Rp 13.400 sesuai APBN, maka pemerintah wajib membayar Rp 121,9 triliun," ujarnya.
"Sementara dengan kurs sekarang di kisaran 14.000, beban pembayaran menjadi Rp 127,4 triliun," lanjutnya.
Dia mengatakan, munculnya pembengkakan ini akan mempersempit ruang fiskal perekonomian Indonesia, meski masih tetap bisa membayar utang jatuh tempo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.