Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Cenderung Pilih Pegang Dollar AS, Mengapa?

Kompas.com - 09/05/2018, 13:52 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
—Di tengah tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS, masyarakat dinilai masih memilih untuk memegang mata uang dollar AS ketimbang rupiah. Ketidakpastian kondisi di dalam negeri membuat mereka memilih bersikap "wait and see".

"Saat ini belum jelas, apakah (pemerintah) ada (rencana) mau menerbitkan bond (obligasi) dalam dollar AS, atau menaikkan suku bunga (acuan), atau intervensi, atau apa? Belum jelas di mata masyarakat, sehingga mereka lebih pilih pegang dollar AS," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/5/2018).

Menurut Reza, saat-saat seperti sekarang masyarakat masih mencermati banyak hal. Terlebih lagi, perbaikan ekonomi di Amerika Serikat juga mendorong pilihan mata uang jatuh pada dollar AS.

Baca juga: Sri Mulyani: Pemerintah Antisipasi Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Inflasi dan Subsidi BBM

Dalam pernyataannya, Bank Indonesia memang membuka kemungkinan menaikkan suku bunga acuan. Namun, belum jelas juga apakah kemungkinan itu akan dilaksanakan, apalagi waktu pelaksanaannya bila memang hendak begitu.

Padahal, kata Reza, bank sentral negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah menaikkan bunga acuan mereka.

Meski demikian, Reza memandang, seharusnya pemerintah atau Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk melepas dollar AS mereka dan beralih ke rupiah. Hal itu perlu dilakukan sebagai salah satu cara menyikapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Baca juga: Menko Darmin: Jangan Terlalu Pusingkan Rencana Kenaikan Suku Bunga Acuan BI

"Paling tidak ada effort dari pemerintah atau BI untuk menahan kenaikan dollar AS dengan mengimbau masyarakat untuk beralih ke rupiah," tutur Reza.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, kurs tengah rupiah terhadap dollar AS tercatat Rp 14.074. Beberapa money changer pun sudah mematok kurs jual per hari ini untuk mata uang dollar AS hingga sebesar Rp 14.200.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com