Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Rupiah, Perlukah BI Menaikkan Suku Bunga?

Kompas.com - 15/05/2018, 08:13 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Pagi berikut ini.

Di sisi lain volatilitas pada pasar surat utang dan saham sedang dalam tren menurun, sehingga BI tidak lagi dianggap perlu untuk meningkatkan suku bunga.

"Mungkin empat minggu lalu naik tajam (volatilitas pasar surat utang dan saham), tapi sekarang udah jauh lebih rendah. Jadi, menaikkan suku bunga ketika volatility sedang dalam tren penurunan tajam mungkin counterproductive menurut saya," ujarnya.

Senada dengan Adrian, pengamat pasar saham Satrio Utomo pun beranggapan keputusan BI untuk membuka kemungkinan meningkatkan suku bunga kontraproduktif dengan kondisi pasar saat ini.

"Memang sayang sebenarnya dengan kondisi yg sudah cukup kondusif hingga Jumat sore BI mengeluarkan komentar bahwa mereka mungkin akan menaikkan suku bunga, itu kontraproduktif dengan kondisi market terakhir," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin (14/5/2018).

Dia menyebutkan, pernyataan BI tersebut bisa jadi merupakan sinyal yang menunjukkan otoritas moneter itu siap untuk melakukan berbagai cara dalam menjaga stabilitas rupiah.

Apa yang harus dilakukan?

Menurut Adrian, untuk menjaga stabilitas ekonomi sehingga investor tetap berada di pasar Indonesia, pemerintah perlu untuk melakukan reformasi dalam bidang tata niaga, peraturan investasi, dan ekonomi.

"Message bahwa reformasi terus berlanjut itu akan membuat investor pricing in, ekspektasi return di Indonesia akan tetap tinggi," ujarnya.

Selain itu, dalam membuat kebijakan pemerintah harus logis serta mempertahankan variabel-variabel makro ekonomi agar tetap sehat.

"Yang terakhir adalag tidak panik, sejauh konfigurasi makro ekonomi tetap sehat, kebijakan rasional, kegaitan ekonomi berjalan enggak perlu panik," ujarnya.

Ditambah lagi, impelemntasi reformasi dalam pasar finansial yang terus berjalan akan memperkuat dinamika ekonomi sehingga investor global akan datang ke indonesia.

"Yang akhirnya, investment itu (berasal) dari return yang hanya bisa diperoleh dari konfigurasi fundamental ekonomi yang baik," sebutnya.

Baca juga: Menjawab Twitter Fadli Zon soal Pelemahan Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com