Di sisi lain volatilitas pada pasar surat utang dan saham sedang dalam tren menurun, sehingga BI tidak lagi dianggap perlu untuk meningkatkan suku bunga.
"Mungkin empat minggu lalu naik tajam (volatilitas pasar surat utang dan saham), tapi sekarang udah jauh lebih rendah. Jadi, menaikkan suku bunga ketika volatility sedang dalam tren penurunan tajam mungkin counterproductive menurut saya," ujarnya.
Senada dengan Adrian, pengamat pasar saham Satrio Utomo pun beranggapan keputusan BI untuk membuka kemungkinan meningkatkan suku bunga kontraproduktif dengan kondisi pasar saat ini.
"Memang sayang sebenarnya dengan kondisi yg sudah cukup kondusif hingga Jumat sore BI mengeluarkan komentar bahwa mereka mungkin akan menaikkan suku bunga, itu kontraproduktif dengan kondisi market terakhir," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin (14/5/2018).
Dia menyebutkan, pernyataan BI tersebut bisa jadi merupakan sinyal yang menunjukkan otoritas moneter itu siap untuk melakukan berbagai cara dalam menjaga stabilitas rupiah.
Apa yang harus dilakukan?
Menurut Adrian, untuk menjaga stabilitas ekonomi sehingga investor tetap berada di pasar Indonesia, pemerintah perlu untuk melakukan reformasi dalam bidang tata niaga, peraturan investasi, dan ekonomi.
"Message bahwa reformasi terus berlanjut itu akan membuat investor pricing in, ekspektasi return di Indonesia akan tetap tinggi," ujarnya.
Selain itu, dalam membuat kebijakan pemerintah harus logis serta mempertahankan variabel-variabel makro ekonomi agar tetap sehat.
"Yang terakhir adalag tidak panik, sejauh konfigurasi makro ekonomi tetap sehat, kebijakan rasional, kegaitan ekonomi berjalan enggak perlu panik," ujarnya.
Ditambah lagi, impelemntasi reformasi dalam pasar finansial yang terus berjalan akan memperkuat dinamika ekonomi sehingga investor global akan datang ke indonesia.
"Yang akhirnya, investment itu (berasal) dari return yang hanya bisa diperoleh dari konfigurasi fundamental ekonomi yang baik," sebutnya.
Baca juga: Menjawab Twitter Fadli Zon soal Pelemahan Rupiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.