Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rosianna Silalahi
KompasTV

News Director of KompasTV

Diplomasi Susi “Golgo 13” Pudjiastuti

Kompas.com - 04/06/2018, 04:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Jokowi daitoryo no naikaku de mottomo eikyo-ryoku no daijin ni kangei suru.”


KALIMAT dalam bahasa Jepang ini diucapkan di setiap sambutan tuan rumah saat Menteri Kelautan dan Perikanan hadir di pertemuan di Jetro dan di depan para pengusaha maritim Jepang.

Terjemahannya kira-kira begini : Selamat datang Menteri Susi, menteri yang paling berpengaruh di kabinet Presiden Jokowi.

Saat ada kesempatan membalas, Susi langsung merespons: “Saya bukan menteri paling berpengaruh, saya hanya keras kepala.”

Dalam kunjungannya ke Tokyo, Jepang hari Rabu (30/06/2018), Menteri Susi maraton bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kano, yang memegang koordinasi perdagangan luar negeri Jepang.

Ini bukan pertemuan pertama kali. Pertemuan sebelumnya Menlu Kano sempat menyinggung karakter Susi dalam komik Jepang, "Golgo 13". Menlu Kano mengilustrasikan komik itu untuk menggambarkan popularitas Menteri Susi di Jepang.

Baca juga: Menteri Susi Jadi Tokoh di Komik Jepang

Susi berada di Jepang juga untuk bertemu dengan para pengusaha Jepang, di antaranya adalah Marubeni, Itochu, FTI Japan, dan Kiyomura Corp serta puluhan perusahaan lain.

Kedatangan Menteri Susi bukan tanpa tujuan. Ia ingin Jepang menjadi mitra bisnis Indonesia di bidang perikanan di 6 pulau terluar Indonesia.

Pulau-pulau itu adalah Sabang (Aceh), Natuna (Kepulauan Riau), Morotai (Maluku Utara), Saumlaki (Maluku Tenggara Barat), Moa (Maluku), dan Biak Numfor (Papua)

“Ini jadi bagian dari strategi pembangunan bahwa fokus investasi tidak hanya di pulau Jawa tapi juga luar Jawa,” kata Susi.

Tidak hanya itu, ajakan berinvestasi perusahaan perikanan Jepang juga bagian dari strategi menjaga geopolitik Indonesia, baik secara politik maupun ekonomi Indonesia.

Kita tentu mahfum bahwa tidak elok membiarkan kawasan maritim Indonesia didominasi oleh investor asing dari satu negara saja. “The more is the merrier,” begitu istilah dalam bahasa Inggris.

Usaha Susi bukan tanpa kendala. Mengajak pengusaha Jepang berinvestasi di tengah disinformasi tentang sebuah kebijakan bukan perkara membalikkam telapak tangan.

Baca juga: Menteri Susi Ajak 83 Pengusaha Jepang untuk Investasi di Indonesia

 

Selalu saja ada yang “memperkuruh” keadaan. Misalnya, Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan yang melarang kapal asing ikan tangkap berdampak juga pada kapal-kapal Jepang yang menggunakan trawl dilarang masuk perairan Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu dengan sejumlah pengusaha asal Jepang beberapa waktu lalu.dok KKP Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu dengan sejumlah pengusaha asal Jepang beberapa waktu lalu.
Padahal esensi dari larangan ini adalah untuk menjaga keberlanjutan atau sustainability kehidupan ikan di laut Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com