Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Singgung Terlalu Banyak Komitmen Soal Laut di Norwegia

Kompas.com - 26/06/2018, 06:08 WIB
Wisnu Nugroho

Penulis

OSLO, KOMPAS.com - Seminggu yang lalu, tepatnya Selasa,19 Juni 2019, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hadir dalam panel tingkat tinggi (high level panel) di Oslo, Norwegia. Menteri Susi mewakili Indonesia atas perintah Presiden Joko Widodo.

Pertemuan dilaksanakan di Museum Kemaritiman Norwegia dan dihadiri oleh perwakilan negara-negara di antaranya Norwegia, Jepang, Australia, Portugal, Meksiko, Palau, Fiji, Chile dan Namibia.

Menurut siaran pers yang disampaikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi membahas secara komperhensif isu-isu kelautan di forum dunia tersebut. Dipaparkan soal redefinisi tata kelola laut bebas.

Baca juga: Presiden Tunjuk Menteri Susi ke Oslo untuk Ekonomi Kelautan

Di dalamnya termasuk pengaturan dan pengawasan laut bebas yang kini dijadikan locus berbagai kejahatan di laut; hak laut (ocean rights); pengembangan wilayah kawasan lindung di laut (marine protected areas); kejahatan perikanan lintas negara yang terorganisir (transnational organized fisheries crime) sampai dengan diperlukannya common platform yang dapat dijadikan dasar pengembangan komitmen di tingkat global, nasional maupun regional untuk menyelamatkan laut dunia.

Ratusan komitmen

Menteri Susi menaruh perhatian khusus terkait komitmen-komitmen yang diambil dalam kerangka Our Ocean Conference (OOC) maupun UN Ocean Conference yang pertama di New York.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum di Norwegian Institute of International Affairs, Kamis (6/6/2018).Kompas.com/Wisnu Nugroho Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberi kuliah umum di Norwegian Institute of International Affairs, Kamis (6/6/2018).
Untuk OOC saja yang sudah berlangsung empat kali, telah diidentifikasi terdapat 663 komitmen.

Baca juga: Menteri Susi Menjajakan Pin di Kantor Pusat FAO di Roma

Menteri Susi mengatakan, banyaknya komitmen penyelamatan laut merupakan hal positif sebagai wujud peningkatan kesadaran negara.

Namun demikian, terdapat kekhawatiran komitmen yang dibangun tidak berdasarkan pada konsensus bersama untuk merespon permasalahan pokok yang sedang dihadapi.

"Yang terjadi adalah over-committed tidak berdampak pada perbaikan kondisi laut dunia," ujar Menteri Susi.

Dalam forum sherpa tersebut, Menteri Susi juga mengangkat isu perlunya perangkat untuk memantau dan mengevaluasi komitmen-komitmen negara dan non-negara tentang kemajuan (progress), keberhasilan (success) dan dampak/perubahan kondisi (impact).

Terdapat tiga pihak saat ini yang mempersiapkan metoda untuk memantau komitmen (commitment tracking) yaitu EU (tuan rumah OOC 2017), UN-DESA, dan Pemerintah Indonesia (tuan rumah OOC 2018). Ketiganya akan bertemu untuk membahas dan merealisasikan gagasan diatas di bulan Juli 2018 ini.

Menteri Susi yang dalam pertemuan tingkat tinggi ini ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk mewakili Indonesia mengusulkan dua hal penting.

Pertama, komitmen yang disampaikan haruslah berdasarkan common platform yang dibangun terlebih dahulu dan akan menjadi basis pengembangan komitmen.

Kedua, mekanisme penilaian atau pengukuran mengenai kemajuan, tingkat kesuksesan dan dampak sehingga kekhawatiran komitmen hanya sebatas di atas kertas dapat dihindari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com