Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Perang Dagang, Ini Strategi BKPM

Kompas.com - 13/07/2018, 07:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyiapkan sejumlah langkah dan strategi menghadapi perang dagang global agar tak kalah saing. Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa muncul kekhawatiran investor berpaling ke negara lain di tengah ketatnya perang dagang.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, pemerintah telah melakukan pertemuan khusus membahas strategi tersebut.

"40 persen investor kan di perindustrian. Jadi kami bekerja erat dengan Kemennterian Perindustrian untuk desain khusus pabrik dan industri, baik hulu dan hilir, industri berat hingga ringan, semuanya butuh insentif," ujar Thomas di kantor BKPM, Jakarta, Kamis (12/7/2018).

Tarik menarik investor akan berlangsung sengit. Oleh karena itu, kata Thomas, Indonesia harus bisa memberi insantif yang menarik agar investor memilih Indonesia untuk menanam saham.

Baca juga: Perang Dagang AS, Ratusan Produk Asal Indonesia Terancam

"Kita harus berjuang all out dengan insentif yang paling agresif dan menarik perhatian investor. Karena negara saingan kita melakukan hal yang sama," kata Thomas.

Sejak mulai perang dagang, kata Thomas, hampir semua mata uang tertekan. Jika ekspor ke negara tujuan jadi sulit, pasar modal akan langsung menyesuaikan. Secara otomatis negara tersebut akan memurahkan negara eksportir dan memahalkan negara importir.

Menurut Thomas, hal lain yang harus dijaga saat ini adalah sentimen di masyarakat terhadap perang dagang ini. Jangan sampai keluar kebijakan-kebijakan yang blunder.

"Dari sisi insentif, alat utama di semua negara berkembang, terutama Asia pasti tax holiday. Karena sangat simbolis, sinyal keseriusan pemerintah pada investor dan investasi," kata Thomas.

Baca juga: Agar Perang Dagang Tak Ganggu Ekspor Indonesia, Ini Antisipasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com