Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Melanie, Perkenalkan Tema Baduy dalam Pameran Seni Kriya di New York

Kompas.com - 19/08/2018, 16:25 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Kompas TV Mereka menciptakan beragam kerajinan tangan yang bernilai ekonomi tinggi.

Jauh sebelum pameran di New York, Melanie merupakan manajer di sejumlah perusahaan dengan mengemban peran penting.

Akan tetapi, pada akhirnya dia bersyukur karena pengalaman belasan tahun di perusahaan membuat dirinya punya kemampuan untuk merencanakan bisnis, sekaligus melengkapi kemampuannya dalam mendesain.

"Saya kerja di perusahaan properti tahun 1988 sampai 1993. Lalu di supermarket tahun 1994 sampai 2013. Ini ternyata jadi bekal ketika saya terjun ke sini," ujar Melanie.

Dengan kesibukannya selama bekerja, Melanie tetap menyalurkan hobinya dengan mendesain baju untuk dipakai sendiri. Bajunya dipadukan dengan berbagai kreasi dari aksesori, kain, hingga hal-hal lain yang menarik.

"Saya ada di lift, di suatu tempat, ada saja orang yang datang ke saya bilang baju saya bagus, ini bagus. Itu suatu hiburan buat saya, ternyata apa yang saya pilih bagus. Itu juga mengurangi stres saya saat bekerja," ucap Melanie.

Baca juga: Bekraf: Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2018 Lebih dari Rp 1.000 Triliun

Hingga akhirnya sampai pada suatu titik, Melanie melihat orang yang bahagia adalah mereka yang bisa bekerja sesuai dengan hobi dan minatnya sendiri.

Kemudian dia bulat memutuskan untuk mundur dari posisinya kala itu, meski prosesnya memakan waktu dua tahun dan dilakukan tanpa mengganggu kinerja perusahaan.

Selepas dari perusahaan, Melanie secara bertahap ikut pameran untuk memperluas jaringan rekan bisnis hingga pembeli. Sampai saat ini, dia mengaku belum tertarik membuka toko, karena yang dia andalkan hanya ikut dari pameran ke pameran serta memanfaatkan media sosial berupa Instagram.

Upayanya membuahkan hasil. Melanie sudah memiliki puluhan pembeli loyal yang selalu menanyakan jika ada produk baru yang keluar. Selain itu, Melanie juga menerapkan konsep social-artpreneurship yang memadukan unsur sosial dan seni dalam bisnisnya.

"Saya baru punya dua penjahit, masih kecil sekali. Kalau penenunnya itu masyarakat di suatu komunitas, perempuan semua," kata Melanie.

Meski keuntungan bisnisnya saat ini jika dibandingkan bekerja di perusahaan belum sebanding, Melanie senang atas pilihan yang dia ambil.

Dia berpesan siapa saja yang ingin menjalankan hobinya dan dijadikan bisnis, tidak perlu menunggu lama, selama ada kesempatan langsung dilaksanakan.

"Do it dan fokus. Kadang saya perhatikan, para (pelaku) UKM mengerjakan bisnis mereka sekadar mengisi waktu atau bantu-bantu suami. Kalau itu saja, tidak bisa maksimal. Kemauan belajar itu harus ada," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com