Jauh sebelum pameran di New York, Melanie merupakan manajer di sejumlah perusahaan dengan mengemban peran penting.
Akan tetapi, pada akhirnya dia bersyukur karena pengalaman belasan tahun di perusahaan membuat dirinya punya kemampuan untuk merencanakan bisnis, sekaligus melengkapi kemampuannya dalam mendesain.
"Saya kerja di perusahaan properti tahun 1988 sampai 1993. Lalu di supermarket tahun 1994 sampai 2013. Ini ternyata jadi bekal ketika saya terjun ke sini," ujar Melanie.
Dengan kesibukannya selama bekerja, Melanie tetap menyalurkan hobinya dengan mendesain baju untuk dipakai sendiri. Bajunya dipadukan dengan berbagai kreasi dari aksesori, kain, hingga hal-hal lain yang menarik.
"Saya ada di lift, di suatu tempat, ada saja orang yang datang ke saya bilang baju saya bagus, ini bagus. Itu suatu hiburan buat saya, ternyata apa yang saya pilih bagus. Itu juga mengurangi stres saya saat bekerja," ucap Melanie.
Baca juga: Bekraf: Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2018 Lebih dari Rp 1.000 Triliun
Hingga akhirnya sampai pada suatu titik, Melanie melihat orang yang bahagia adalah mereka yang bisa bekerja sesuai dengan hobi dan minatnya sendiri.
Kemudian dia bulat memutuskan untuk mundur dari posisinya kala itu, meski prosesnya memakan waktu dua tahun dan dilakukan tanpa mengganggu kinerja perusahaan.
Selepas dari perusahaan, Melanie secara bertahap ikut pameran untuk memperluas jaringan rekan bisnis hingga pembeli. Sampai saat ini, dia mengaku belum tertarik membuka toko, karena yang dia andalkan hanya ikut dari pameran ke pameran serta memanfaatkan media sosial berupa Instagram.
Upayanya membuahkan hasil. Melanie sudah memiliki puluhan pembeli loyal yang selalu menanyakan jika ada produk baru yang keluar. Selain itu, Melanie juga menerapkan konsep social-artpreneurship yang memadukan unsur sosial dan seni dalam bisnisnya.
"Saya baru punya dua penjahit, masih kecil sekali. Kalau penenunnya itu masyarakat di suatu komunitas, perempuan semua," kata Melanie.
Meski keuntungan bisnisnya saat ini jika dibandingkan bekerja di perusahaan belum sebanding, Melanie senang atas pilihan yang dia ambil.
Dia berpesan siapa saja yang ingin menjalankan hobinya dan dijadikan bisnis, tidak perlu menunggu lama, selama ada kesempatan langsung dilaksanakan.
"Do it dan fokus. Kadang saya perhatikan, para (pelaku) UKM mengerjakan bisnis mereka sekadar mengisi waktu atau bantu-bantu suami. Kalau itu saja, tidak bisa maksimal. Kemauan belajar itu harus ada," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.