Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Industri 4.0, Pelaku Usaha Tekstil Harus Transformasi

Kompas.com - 14/09/2018, 11:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha di sektor Tekstil dan produk tekstil (TPT) harus melakukan transformasi untuk menghadapi era industri 4.0.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menjelaskan, dalam era industri 4.0, terjadi konektivitas antara manusia, mesin, dan data.

Kemenperin telah menetapkan 10 prioritas bagi industri yang akan masuk era 4.0 untuk melakukan perbaikan alur aliran material, desain ulang zona industri, akomodasi standar sustainability, pemberdayaan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik investasi asing, meningkatkan kualitas SDM, membentuk ekosistem inovasi, menerapkan insentif investasi teknologi, dan melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan.

Khusus untuk industri TPT, menurut Haris masih terdapat produksi dalam negeri yang masih lemah untuk bersaing dengan produsen dari negara lain yaitu weaving, knitting, dyeing, finishing, serta sektor penunjang seperti spinning dan serat. Upaya untuk memperkuat pelaku industri TPT di bidang itu diperlukan peningkatan kapasitas melalui investasi mesin modern dengan skema pembiayaan yang ramah industri.

"Industri TPT akan terus berkembang. Ini sejalan dengan permintaan pakaian di masyarakat yang tak mungkin berkurang," kata Haris dalam pernyataannya pada seminar Strategi Transformasi Industri TPT Menuju Industri 4.0, Jumat (14/9/2018).

Adapun Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat memandang, seluruh perusahaan anggota asosiasi membutuhkan bantuan pemerintah dan pihak-pihak terkait guna bertransformasi dan menerapkan standar industri 4.0.

Selain menghadapi tantangan keterbatasan akses ke pasokan bahan mentah dan ketergantungan yang tinggi pada bahan impor, Ade mencatat ada tiga hal lain yang menghambat kinerja seluruh anggota API.

"Dari sisi power, manpower, dan market access kita kalah segalanya dari Bangladesh dan Vietnam yang menjadi pemain tekstil baru yang mampu menyalip Indonesia," tutur Ade.

Sementara itu, co-founder dan CMO marketplace 88Spares.com Rosari Soendjoto mengungkapan, dalam setahun terakhir pihaknya turut membantu pelaku industri TPT menghadapi industri 4.0. 88Spares.com mempertemukan pembeli dan penjual mesin, bahan baku, dan produk akhir tekstil.

"Selama hampir satu tahun beroperasi, kami sudah bekerjasama dengan 100 merek OEM dan aftermarket mesin dan bahan baku tekstil yang menjual lebih dari 6.000 item di 88Spares.com. Saat ini kami sedang dalam proses digitizing lebih banyak lagi produk, sehingga sampai akhir kuartal II tahun depan, jumlah item yang kami jual mencapai 252.000," kata Rosari.

Industri 4.0, imbuh Rosari, menjadi hal yang penting bagi industri TPT, karena pemanfaatan teknologi dalam industri generasi keempat dapat mempermudah pekerjaan bukan menggantikan fungsi pekerja manusia dengan robot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com