Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan: Perusahaan Terbesar Belum Tentu Bisa Pertahankan Posisinya

Kompas.com - 30/10/2018, 15:52 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, dunia industri ikut mengalami pasang surut seiring situasi global yang tak menentu. Jika tak bisa bertahan dengan gempuran persaingan perdagangan global, maka akan kalah dalam kompetisi.

Ia mencontohkan, Siemens pernah bersaing ketat dengan Mercedes Benz sebagai perusahaan raksasa. Namun, dalam daftar 10 besar perusahaan terbesar di dunia, nama Siemens sama sekali tidak masuk. Perusahaan tersebut harus berbesar hati bertengger di posisi 71.

Hal ini menunjukkan, perusahaan yang besar tahun ini, belum tentu mampu bertahan di posisi tersbeut pada tahun-tahun setelahnya.

"Kompetisi di global market makin lama semakin luar biasa. Kita tidak bisa menunggu. Dalam lima tahun bisa langsung berubah," ujar Jonan di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Baca juga: 6 Perusahaan Indonesia Masuk Daftar Lingkungan Kerja Terbaik di Dunia

Namun, kata dia, faktor eksternal tak bisa terus-terusan dipersalahkan. Kemampuan persaingan suatu perusahaan juga ditentukan oleh perusahaan itu sendiri.

Jonan mengatakan, mereka harus pintar-pintar mencari peluang agar mendapat tempat dalam persaingan global. Jika perusahaan besar dalam hitungan tahun bisa redup, maka berlaku sebaliknya.

Perusahaan besar urutan buncit pun tak menutup kemunginan bisa bertengger di 20 hingga 10 besar sekalipun jika strateginya tepat.

"Jadi kita sendiri tidak usah terlalu putus asa. Semua akan berubah," kata Jonan.

Oleh karena itu, salah satu kuncinya adalah kemampuan mengenali pasar. Selain itu juga perlu adanya antisipasi atas kondisi perekonomian global saat ini.

Jonan juga menepis anggapan bahwa tahun politik, apalagi dengan adanya Pilpres 2019 mendatang, akan mempengaruhi kondisi pasar. Menurut dia, kedua hal tersebut tidak terkait satu sama lain.

 

Baca juga: Tahun Politik Diprediksi Tak Berdampak Besar pada Pasar Modal

Siapapun presidennya, kata dia, bisnis akan tetap berjalan karena jalurnya berbeda.

"Lihat perusahaan-perusahaan luar, mereka tidak tergantung Jokowi mau nyapres lagi. Tapi saksikan, dalam lima tahun berbeda lagi urutan 10 besarnya," ungkap Jonan.

"Ini karena kompetisi, selera berubah di dunia," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com