Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Millenial, Ingat Ini soal Cicilan dan Utang

Kompas.com - 20/11/2018, 08:43 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur OneShildt Financial Planning Budi Raharjo mengatakan bahwa kemudahan yang didapat, utamanya oleh generasi millenial saat ini untuk mendapat pinjaman melalui fintech.

Ditambah dengan tuntutan gaya hidup kota besar yang kadang bisa membawa pengaruh tidak baik dari segi keuangan, utamanya mereka yang masih berpenghasilan upah minimum provinsi (UMP).

Dia menuturkan, untuk mereka yang masih berpenghasilan sekitar UMP alangkah baiknya untuk tidak memiliki cicilan terlebih dahulu.

"Bagi yang penghasilan masih UMP saya tidak sarankan untuk memiliki pinjaman/berutang. Hal ini karena dengan berutang berarti akan kehilangan kemampuan menabung," ujar Budi kepada Kompas.com, Senin (19/11/2018).

Baca juga: Millenial, Sudah Saatnya Melek tentang Keuangan

Budi mengungkapkan, pengambilan pinjaman atau cicilan ini bisa dilakukan bagi mereka yang berpenghasilan dua kali lipat UMP atau lebih.

Namun, dia juga mengingatkan cicilannya jangan didasarkan pada nafsu atau keinginan dan kenikmatan sekejap semata, tetapi untuk sektor produktif.

"Untuk yang berpenghasilan dua kali UMP boleh, tapi tentunya hanya diprioritaskan untuk utang produktif terlebih dahulu dengan cicilan maksimal 20 persen penghasilan rutin agar masih memiliki kemampuan menabung selain mencicil," tegas dia.

Utang prduktif yang dimaksudnya adalah utang yang dapat menghasilkan keuntungan baik berupa pendapatan rutin atau kenaikan nilai aset yang dibeli.

Baca juga: Kaum Millenial Dominasi Investasi Reksa Dana Online

"Sehingga ujungnya tetap untung meskipun harus mencicil plus membayar bunga. Misalnya membeli properti, meskipun harus mencicil, tapi kenaikan harga propertinya kemudian hari jauh lebih tinggi dari pada total uang yang dikeluarkan untuk membayar cicilan plus bunga dengan catatan menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR)," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com