Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

Kompas.com - 20/12/2018, 16:21 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada 19-20 Desember 2018 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate di level  6 persen.

Padahal, bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, dalam pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) selama 18-19 Desember 2019 waktu setempat telah menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) menjadi di kisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini dilakukan lantaran pada kenaikan suku bunga acuan November lalu, BI telah memperhitungan kenaikan FFR di bulan Desember ini dan beberapa bulan yang akan datang.

Baca juga: Akhir Tahun, BI Tahan Suku Bunga Acuan Pada 6 Persen

"Kita tidak menunggu, tetapi mendahului subagai bagian dari upaya menjaga daya tarik pasar keuangan domestik juga menurunkan CAD (current account deficit/defisit transaksi berjalan). Pada bulan November sudah kami sampaikan kenaikan suku bunga sudah mem-price in kenaikan (FFR) di Desember dan di beberapa bulan ke depan," ujar Perry ketika memberikan keterangan pers hasil RDG di kantor BI, Kamis (20/12/2018).

Perry pun menyatakan, meskipun di tahun 2019 mendatang kondisi perekonomian dan keuangan global masih diliput risiko, namun dirinya optimis kondisi tahun depan masih lebih baik dibandingkan tahun ini.

Kenaikan suku bunga The Fed, ujar Perry, tidak akan seagresif tahun ini, di mana The Fed telah menaikkan FFR sebanyak 4 kali.

Baca juga: The Fed Akhirnya Naikkan Suku Bunga Acuan

BI pun memperkirakan, kenaikan suku bunga The Fed tahun depan kemungkinan sebanyak dua kali. Adapun sebelumnya, BI memperkirakan bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali sepanjang tahun 2019.

"Risikonya tetap akan kami pantau, tetapi kadar risikonya lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya," ujar Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com