Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Bank Hasil Merger Akan Beroperasi pada Semester I 2019

Kompas.com - 07/01/2019, 08:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com — Konsolidasi perbankan terus berlanjut hingga tahun ini. Ada empat bank kecil yang akan digabung alias merger di tahun ini dan sudah mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pertama, rencana merger antara PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) dengan PT Bank Oke Indonesia. Investor asing asal Korea Selatan, yaitu APRO Financial Co. Ltd, sudah merampungkan proses akuisisi Bank Dinar pada 25 Oktober 2018 lalu.

Direktur Utama Bank Dinar Hendra Lie menuturkan, bila seluruh proses berjalan mulus, merger akan rampung sebelum semester I 2019 berakhir, tepatnya pada Mei. Awalnya, rencana penggabungan dua bank ini ditarget selesai pada tahun lalu.

Namun, lantaran banyak proses perizinan dan administrasi yang harus disiapkan, penggabungan kedua bank ini mundur ke tahun 2019.

Baca juga: OJK Keluarkan Izin Merger BTPN-Sumitomo Mitsui Indonesia

"Untuk proses merger memang perlu proses panjang, kami perusahaan terbuka dan harus izin ke OJK Pasar Modal dan nanti ke OJK Perbankan untuk merger," kata Hendra seperti dikutip dari Kontan.co.id, Senin (7/1/2019) lalu.

Kantor jasa penilai publik (KJPP) juga akan menggelar valuasi aset dan saham perusahaan. DNAR akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 Februari 2019 untuk meminta persetujuan pemegang saham terkait aksi korporasi tersebut.

Menurut hitungan Hendra, pascapenggabungan Bank Dinar dan Bank Oke, total modal inti bank gabungan menjadi Rp 1,6 triliun. Otomatis, bank baru tersebut akan langsung masuk dalam kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) II.

Catatan saja, saat ini komposisi kepemilikan saham Bank Dinar sebagian besar mendekap di APRO Financial Co.Ltd sebesar 77,38 persen sementara sisanya merupakan milik masyarakat. Sementara itu, sebanyak 99 persen saham Bank Oke sudah dipegang oleh APRO Financial Co.Ltd dan 1 persen dimiliki oleh I Wayan Gatha selaku pendiri perusahaan.

Baca juga: Perusahaan Punya Waktu 30 Hari Laporkan Aktivitas Merger dan Akuisisi ke KPPU

Dua bank lain, yakni PT Bank Agris Tbk (AGRS) dan PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), juga akan bergabung tahun ini. Sang investor yakni Industrial Bank of Korea (IBK) dalam keterangan resminya mengaku sudah memperoleh lampu hijau dari OJK terkait rencana akusisi dua bank tersebut.

Manajemen IBK meyakini, bank gabungan antara Bank Agris dan Bank Mitraniaga ini akan berdiri pada semester I 2019. Bank gabungan antara Agris dan Mitraniaga juga akan langsung masuk dalam kategori BUKU II dengan modal inti sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun.

Sebagai informasi, saat ini pemegang saham Bank Agris adalah PT Dian Intan perkasa dengan kepemilikan 82,59 persen dan sisanya merupakan saham milik publik.

Adapun pemegang saham mayoritas Bank Mitraniaga adalah Yeo Willy Yonathan dengan kepemilikan sebesar 72,07 persen. PT Sarana Steel Corporation juga memegang 9,89 persen saham Bank Mitraniaga. Adapun sisanya dimiliki Kamtono Kosasih sebanyak 5,1 persen.

OJK sebagai regulator sudah memberi persetujuan terkait aksi korporasi investor asing tersebut di Tanah Air dan kini keduanya sudah dalam proses penyelesaian perizinan dan pengkajian.

"Masih proses, masih berjalan dan tidak ada masalah," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana. (Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Dua bank hasil merger siap beroperasi sebelum tutup semester I 2019


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com