JAKARTA, KOMPAS.com - Calon jemaah umrah PT First Anugera Karya Wisata alias First Travel semakin gundah. Sebab, pengembalian dana (refund) dari perusahaan kian tak pasti, meski dua direkturnya telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian.
Salah satu korban First Travel Asro K Rokan bertutur mengenai susahnya melakukan pengembalian dana di First Travel.
Dia bercerita, dia dan 12 anggota calon keluarganya memilih melakukan pengembalian (refund) lantaran pihak travel mengulur-ulur keberangkatan umrah.
"Refund kami lalukan sejak 24 Maret 2017. Namun hingga saat ini kami belum mendapatkan respon dari First Travel," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (15/8/2017).
(Baca: Kemenag Diminta Bentuk Crisis Center untuk Korban First Travel)
Asro juga menceritakan, awalnya pada 14 Juni 2016, ia telah melunasi seluruh ongkos umrah sebesar Rp 186,19 juta kepada Agen First Tavel, Tutik Tri Hastuti (FT 001119).
Saat itu, pihaknya dijadwalkan untuk antara Desember 2016 – Mei 2017. "Tapi kami diberitahu bahwa jadwal keberangkatan berubah dan akan disampaikan kemudian hari," tambah Asro.
Sampai pada pertengahan Maret 2017, dirinya mendapat pemberitahuan bahwa First Travel mengeluarkan surat tertanggal 13 Maret 2017 No. 01/FTP/SK/III/2017, ditandatangani Andika Surachman, yang ditujukan kepada seluruh agen First Travel.
Surat tersebut menyatakan First Travel berusaha memberangkatkan calon jamaah sampai pertengahan Mei 2017.
Apabila calon jamaah tidak berkenan, maka FT akan mengembalikan 100 persen dana yang telah disetor tanpa potongan dan langsung ditransfer ke rekening calon jamaah dalam jangka waktu 30 hari sampai 90 hari kerja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.