Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Tunda Pengiriman Pesawat hingga 2019

Kompas.com - 22/09/2017, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala Nugraha Mansury menyatakan pihaknya tengah berencana melakukan penundaan pengiriman pesawat. Rencana ini tengah dalam proses pembahasan.

"Kami sedang berusaha untuk bisa melakukan penundaan setelah tahun 2019," kata Pahala di sela-sela ajang Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2017 di Jakarta Convention Center, Jumat (22/9/2017).

Pahala menjelaskan, perseroan saat ini tengah dalam proses pembicaraan dengan pihak produsen pesawat.

Apabila dimungkinkan, maka pengiriman pesawat baru kembali akan dilakukan setelah tahun 2019.

(Baca: Garuda Indonesia Tunda Datangkan Pesawat Baru Tahun ini)

 

Terkait rincian pesawat, Pahala menyatakan sebanyak 10 unit pesawat yang akan ditunda pengirimannya adalah pesawat untuk Garuda Indonesia. Sementara itu, sebanyak 10 unit lainnya adalah untuk Citilink.

Meskipun demikian, Pahala mengaku tidak bisa menjelaskan secara terperinci mengenai tipe pesawat yang akan ditunda pengirimannya.

Pasalnya, proses pembahasan masih berlangsung. "Masih dalam tahap pembahasan, tapi tanda-tandanya sih positif. Kami menunda tidak semuanya, tapi sebagian," ungkap Pahala.

Ia mengungkapkan, penundaan ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan tingkat utilitas pesawat yang dimiliki saat ini.

Dengan demikian, pada akhirnya kinerja keuangan dan operasional perseroan juga akan membaik. Saat ini, tingkat utilisasi pesawat Garuda Indonesia mencapai 9 jam 38 menit.

Ke depan, imbuh Pahala, Garuda Indonesia menargetkan tingkat utilisasi pesawat bisa mencapai 11 jam.

"Kami justru fokusnya meningkatkan utilisasi pesawat. Ke depan kami juga akan meningkatkan available seat kilometers yang kami miliki, bukan dengan menambah jumlah pesawat, tapi meningkatkan utilisasi pesawat," jelas Pahala.

Merugi

Seperti diberitakan sebelumnya, pada semester I-2017, Garuda Indonesia mencatat kerugian bersih sebesar 282 juta dollar AS atau Rp 3,7 triliun. Jumlah kerugian itu naik dibandingkan data periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 826,6 miliar.

Akibat kerugian itu, Garuda Indonesia dipastikan tidak akan menyetor dividen kepada negara pada 2018.

Halaman:


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com