Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Rupiah yang Alami Pelemahan

Kompas.com - 03/10/2017, 16:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak awal pekan ini, nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dollar AS. Bahkan, setelah sebelumnya sempat menyentuh kisaran level Rp 13.400 per dollar AS, nilai tukar rupiah pada siang ini, Selasa (3/10/2017) menembus Rp 13.511 per dollar AS, berdasarkan data Bloomberg.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyebut, pelemahan nilai tukar mata uang tidak hanya dialami oleh rupiah. Mata uang sejumlah negara berkembang lainnya juga mengalami pelemahan.

"Memang yang lain enggak melemah? Hari ini, rupee India melemah 0,4 persen, yen Jepang melemah 0,33 persen," kata Mirza di Jakarta.

(Baca: Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS, Ini Komentar BI)

Selain itu, nilai tukar mata uang dollar Singapura, imbuh Mirza, melemah 0,32 persen. Pun nilai tukar mata uang yuan China melemah 0,24 persen.

Mirza menyatakan, pergerakan nilai tukar rupiah harus dilihat dengan pembandingnya secara regional. Tidak hanya rupiah, selama beberapa hari terakhir pun mata uang negara-negara berkembang tersebut mengalami pelemahan.

Ia menuturkan, sejak tanggal 20 September 2017 lalu, pelemahan pada sejumlah mata uang negara berkembang mulai terlihat. Hal ini tidak terlepas dari kondisi global.

"Dari tanggal 20 (September 2017), (mata uang) Indonesia melemah 0,22 persen, rupee 1,9 persen, yen 1,7 persen, dollar Singapura 1,6 persen, renmimbi (yuan) 1,6 persen. Apa artinya? (Faktor) global," ungkap Mirza.

(Baca: Rupiah Melemah Terhadap Dollar AS, Ini Sebabnya)

Secara terpisah, analis riset FXTM Lukman Otunuga dalam laporannya menyatakan, pada awal pekan ini nilai tukar mata uang sejumlah negara berkembang mengalami tekanan. Ini disebabkan menguatnya nilai tukar dollar AS.

"Rupiah mungkin akan menghadapi lebih banyak risiko penurunan di jangka pendek karena ekspektasi kenaikan suku bunga Fed (bank sentral AS) tahun ini semakin meningkat," ungkap Otunuga.

Data Bloomberg menunjukkan, hingga pukul 15.00, nilai tukar rupiah berada pada level Rp 13.544 per dollar AS. Angka ini menguat tipis, yakni sebesar 5 poin atau 0,03 persen dibandingkan posisi pada pembukan perdagangan hari ini yang mencapai Rp 13.574 per dollar AS.

(Baca: Gejolak Kurs Rupiah Sangat Dipengaruhi Kebijakan AS)

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari sebelumnya tercatat sebesar Rp 13.540 per dollar AS. Pergerakan rupiah secara harian berada pada kisaran Rp 13.534 hingga Rp 13.593 per dollar AS.

Kompas TV Bukan cuma memberi sinyal menaikkan bunga, sejumlah ekonom sudah memprediksi The Fed akan 4x menaikkan suku bunga sepanjang tahun 2017. Bagaimana pengaruhnya ke pada ekonomi Indonesia dijabarkan oleh ekonom Bank DBS Gundy Cahyadi dalam tayangan Kontan TV berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com