Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham Emiten Properti Masih Menunggu Sentimen Pilkada dan Pemilu

Kompas.com - 03/12/2017, 11:17 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, berbagai sentimen positif mulai mewarnai perekonomian Indonesia. Namun, sepanjang tahun ini permintaan terhadap properti cenderung stagnan.

Kondisi tersebut disebabkan investor melihat adanya sentimen negatif dari ingar bingar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Menurut analis Bahana Sekuritas, Renaldy Effendy, sektor properti akan membaik sejalan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Prapenjualan (pre-sales) pada 2018 diperkirakan tumbuh ke kisaran 10-12 persen. Adapun sebelumnya diperkirakan pre-sales hanya tumbuh sekira 5 persen.

"Saat ekonomi menguat, maka yang pertama kali membaik akan terlihat pada harga komoditas. Selanjutnya konsumsi menguat, penjualan otomotif beranjak naik dan yang terakhir akan berdampak pada sektor properti," ujar Renaldy dalam pernyataannya, Minggu (3/12/2017).

(Baca juga: Bisnis Properti Tumbuh, tetapi...)

Meskipun demikian, Renaldy mengakui bahwa kekuatan pemulihan sektor properti masih menanti sentimen positif dari pilkada serentak. Kemudian, sentimen akan dilanjutkan dengan pemilihan presiden pada 2019 mendatang.

Bila pilkada serentak berjalan dengan baik dan Pilpres 2019 berjalan sesuai dengan ekspektasi pasar, Bahana meyakini permintaan properti akan kembali meningkat meski tidak bisa langsung sekuat pada 2013-2014.

Atas latar belakang tersebut, Bahana memberikan rekomendasi beli untuk PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp 1.800 per lembar saham. Pasalnya, perseroan memiliki land bank (lahan) yang besar dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

"Jadi ketika pelemahan penjualan di satu daerah terjadi, bisa ditutupi oleh daerah lainnya," ucap Renaldy.

(Baca juga: Perbanas: Perlindungan Konsumen Properti Harus Ditingkatkan)

Bahana memperkirakan tahun depan perseroan akan membukukan kenaikan pendapatan sekitar 14 persen menjadi sekitar Rp 8,55 triliun dari perkiraan 2017 yang diproyeksikan naik sekitar 11 persen menjadi sekitar Rp 7,49 triliun.

Laba bersih diperkirakan bakal naik sekitar 32 persen menjadi Rp 1,4 triliun pada akhir 2018.

Bahana juga memberikan rekomendasi beli atas saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan target harga Rp 2.0990 per lembar saham.

Alasannya, ketersediaan land bank sekitar 4.800 hektar memberikan perseroan ruang untuk membangun beragam tipe rumah atau bangunan komersial lainnya sesuai dengan permintaan pasar.

Bahana memperkirakan tahun depan BSDE akan membukukan kenaikan pendapatan sekitar 5 persen menjadi sekitar Rp 7,83 triliun dari perkiraan 2017 yang diproyeksikan naik 15 persen menjadi sekitar Rp 7,49 triliun.

Laba bersih tahun depan diperkirakan bakal naik sekitar 7 persen menjadi Rp 2,92 triliun.

Kompas TV Konsep TOD membuat harga rumah tetap terjangkau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com