JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2017 tampaknya merupakan tahun yang cukup menggembirakan bagi pasar saham Indonesia.
Sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tren penguatan sejak awal tahun hingga ke penghujung tahun.
IHSG menutup akhir tahun 2016 pada kisaran level 5.296. Kemudian, sepanjang pekan pertama tahun 2017, IHSG tercatat menguat 0,95 persen ke level 5.347,02 dan kapitalisasi pasar pun naik 0,95 persen menjadi Rp 5.808,51 triliun.
IHSG juga dalam tren yang cukup positif sepanjang bulan Februari dan Maret 2017. Namun, IHSG juga mengalami langkah yang cukup terjal, misalnya adalah koreksi sebesar 0,33 persen atau 17,805 poin ke level 5.368,887 pasca rilis data inflasi pada 1 Maret 2017.
Baca juga : Kembali Cetak Rekor, IHSG Menguat ke Level 6.221
Pada pertengahan Maret 2017, IHSG berhasil menembus level 5.500. Penguatan ini merupakan dampak pasca bank sentral AS atau Federal Reserve yang menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 0,75-1 persen.
Kemudian, pada awal April 2017, tepatnya pada 3 April 2017, IHSG kembali menembus level 5.600, ditopang oleh sektor finansial. Pada saat itu, IHSG ditutup pada level 5.606,78.
Selama bulan Mei 2017 pun IHSG menguat lantaran diguyur sejumlah sentimen positif. IHSG melompat ke level 5.683 pasca pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal I 2017 pada awal Mei 2017.
Investment Grade
Pada 19 Mei 2017, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's mengganjar Indonesia dengan peringkat layak investasi atau investment grade. Ini membuat IHSG menguat 174,79 poin atau 3,09 persen ke level 5.820, rekor terbaru bagi IHSG.
Baca juga : Fitch Ratings Naikkan Rating Utang, IHSG Kembali Ukir Rekor Baru
IHSG terus melanjutkan tren penguatannya pula selama bulan Juni dan Juli 2017. Puncaknya, IHSG kembali mencatat rekor tertinggi, yakni 5.900 pada 3 Juli 2017.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.