Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Jawaban untuk Rizal Ramli hingga Minyak Kelapa

Kompas.com - 09/04/2018, 06:47 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel mengenai utang menjadi berita populer sepanjang hari Minggu (8/4/2018) kemarin. Pembaca rupanya penasaran dengan pro kontra mengenai utang Indonesia.

Hal itu dipicu oleh status mantan Menko Maritim Rizal Ramli dalam akun Facebooknya, sehingga mendapatkan respons dari pemerintah dalam hal ini  Nufransa Wira Sakti yang merupakan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan.

Melalui tulisannya Nufransa mempertanyakan status Rizal Ramli yang menyebutkan bahwa utang Indonesia sudah lampu kuning sudah gali lubang tutup jurang hingga pengelolaan fiskal pemerintah yang disebut ugal-ugalan.

Selain mengenai utang, berita mengenai ganjil genap juga diminati oleh pembaca.

Berikut ini 5 berita populer di kanal ekonomi Kompas.com:

1. Jawaban untuk Rizal Ramli soal Utang Indonesia

Untuk ke sekian kalinya, saya menjawab apa yang disampaikan oleh Rizal Ramli (RR) soal utang. Bagaimana RR menyebut utang sudah lampu kuning bila pada saat yang sama semua lembaga pemeringkat (Moodys, Fitch, S&P, JCRA dan Rating & Investment) menyatakan bahwa Indonesia adalah investment grade?

Bukankah bila menggunakan standar perbandingan antar negara-negara di dunia, Indonesia memiliki rasio utang terhadap PDB dan defisit APBN yang relatif kecil dan hati-hati. Mengapa menolak menggunakan indikator yang digunakan untuk membandingkan antara negara?

Mengapa alergi dan protes bila Indonesia disebutkan dalam situasi baik oleh lembaga- lembaga internasional. Itu ibarat pepatah “buruk muka cermin dibelah”.

Baca selengkapnya: Jawaban untuk Rizal Ramli soal Utang Indonesia


2. Mereka yang Bersetia Pada Minyak Kelapa

Pasangan kakek-nenek Arsyadi dan Sumayati masih mengandalkan minyak kelapa untuk dikonsumsi, sekaligus sebagai sumber pendapatan keluarga. Mereka terus memproduksi minyak kelapa, walaupun di daerah sekitar mereka, kelapa sawit semakin berjaya sebagai bahan baku minyak goreng.

Sore itu, di halaman belakang rumah mereka, dua perempuan masih sibuk bekerja. Ada yang sedang memarut kelapa dengan menggunakan mesin, ada yang harus memeras kelapa untuk menjadikannya santan dengan tangannya.

Di sisi mereka, Sumayati, aktif membantu keduanya bekerja. Satu drum ukuran 200 liter telah penuh dengan santan. Di sisinya, terdapat dua panci berukuran besar, berisi minyak goreng yang baru jadi, setelah turun dari tungku perapian beberapa jam sebelumnya.

Baca selengkapnya:  Mereka yang Bersetia Pada Minyak Kelapa...


3. Hadapi Asian Games, BPTJ akan terapkan Ganjil-Genap di Tol Jagorawi

Kebijakan ganjil-genap di Tol Jakarta-Cikampek menunjukkan angka yang positif menurut evaluasi Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ( BPTJ). Rencananya, kebijakan serupa akan diterapkan di Tol Jagorawi saat pelaksanaan Asian Games pada Agustus mendatang.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan jika permasalah di Asian Games itu ternyata bukan masalah venuenya, juga bukan masalah prasarana pertandingannya. Permasalahan pada Asian Games justru pada transportasi.

"Oleh karena itu PR kami ke depan adalah perlu membenahi transportasi yang ada,” ujar Bambang Prihartono kepada Kompas.com, Minggu (08/04/2018).

Bambang menambahkan, Asian Games menerapkan peraturan untuk atlet diantar dalam waktu 30 menit dari satu titik ke titik lainnya, tidak boleh lebih.

Baca selengkapnya: Hadapi Asian Games, BPTJ akan terapkan Ganjil-Genap di Tol Jagorawi

4. Cerita Para Pelaku UMKM Sebelum dan Setelah Berjualan di "Platform Online"

Sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang membawa merek sendiri menyebut ada kelebihan ketika mereka mulai berjualan di platform online atau jalur e-commerce.

Hal itu diungkapkan sejumlah pelaku yang sekaligus kreator lokal di acara Makerfest 2018 di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (7/4/2018).

"Sebelum berjualan di e-commerce, nawarin barang paling hanya lewat rekomendasi keluarga atau teman. Setelah coba di e-commerce, pasarnya jadi lebih luas," kata pendiri dan pemilik bisnis "Ideku Handmade", Martha Puri Natasande, saat ditemui pewarta di sela-sela acara Makerfest.

Menurut Puri, kehadiran e-commerce sangat memudahkan para kreator lokal seperti dirinya dalam mengembangkan bisnis.

Baca selengkapnya: Cerita Para Pelaku UMKM Sebelum dan Setelah Berjualan di Platform Online


5. Peredaran Miras Oplosan Dampak Pelarangan Pemasaran Miras Resmi

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Sugianto Tandra mengatakan, munculnya minuman beralkohol oplosan dan ilegal adalah efek samping dari pelarangan peredaran minuman beralkohol yang resmi terdaftar di minimarket dan toko pengecer lainnya.

Langkah pemerintah yang sudah menetapkan berbagai macam kebijakan untuk mengurangi konsumsi minuman beralkohol tidak efektif karena pasar konsumen minuman beralkohol di Indonesia tetap ada.

Menurut dia, tidak sulit mencari keberadaan minuman beralkohol oplosan dan tidak tercatat. Minuman seperti ini biasanya dengan mudah ditemui di warung, terutama di daerah pinggiran dan pedesaan.

Miras oplosan diproduksi secara rumahan, harganya juga relatif jauh lebih murah daripada yang resmi. Pelarangan ini justru berpotensi tinggi merusak kesehatan masyarakat.

Baca selengkapnya: Peredaran Miras Oplosan Dampak Pelarangan Pemasaran Miras Resmi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com