NEW YORK, KOMPAS.com - Ekonomi India mencapai momentum untuk segera menyalip ekonomi terbesar kedua di dunia, China. Hal ini terlihat dari beberapa aspek, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi.
Dikutip dari Forbes, Selasa (24/4/2018), berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF) bertajuk IMF Economic Outlook, pertumbuhan ekonomi India diprediksi mencapai 7,4 persen pada tahun 2018. Adapun pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi India diprediksi lebih tinggi, yakni 7,8 persen.
"Ekonomi India didorong kuatnya konsumsi swasta dan mulai pudarnya dampak transisi mata uang, serta implementasi pajak barang dan jasa," tulis IMF dalam laporannya.
IMF mengungkapkan, dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi India diprediksi bakal naik secara gradual. Ini sejalan dengan berlanjutnya implementasi reformasi struktural yang bakal meningkatkan produktivitas dan menggenjot investasi swasta.
Baca juga : Pemerintah India Tolak Penggunaan Mata Uang Virtual
Proyeksi pertumbuhan ekonomi India yang kuat tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China. IMF memproyeksikam pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,6 persen pada tahun 2018 dan 6,4 persen pada tahun 2019.
Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi China diprediksi bakal terganggu. Pehyebabnya adalah peningkatan utang nonfinansial di negara tersebut.
"Dalam jangka menengah, ekonomi (China) diproyeksikan terus bergeser menuju keseimbangan dari investasi menuju konsumsi dan dari industri ke jasa, namun utang nonfinansial diprediksi akan meningkat," jelas IMF.
Secara rata-rata dari tahun 1951 sampai 2017, pertumbuhan ekonomi India secara tahunan berada pada level 6,13 persen.
Baca juga : Prediksi JLL 2018: India Jadi Sasaran Investor Real Estate Global
Pertumbuhan ekonomi India pernah mencapai level tertinggi pada kuartal I 2010, yakni sebesar 11,4 persen dan level terendah adalah minus 5,20 persen pada kuartal IV 1979, menurut data Tradingeconomics.com.
Pertumbuhan ekonomi India dimulai dari rendahnya utilitas sumber daya. Kemudian, India bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi dengan penggunaan kelebihan sumber daya manusia dengan lebih baik, menggunakan teknologi yang ada.
Sebaliknya, ekonomi China dimulai dari level utilisasi sumber daya yang tinggi. Kemudian, akhirnya China tidak bisa menaikkan pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan teknologi yang sudah ada.
China harus berinovasi dan ini tidak mudah. Sebab, struktur ekonomi China saat ini adalah sebagian besar sektor berada di bawah kendali pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Baca juga : Belajar dari Revolusi Putih di India
Kondisi tersebut bisa menjelaskan mengapa India juga akan menyalip China dalam hal daya saing. Dalam 4 tahun terakhir, peringkat daya saing global India naik 20 poin, sementara posisi China cenderung stagnan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.