Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Potensi Ekonomi dari Tradisi Balon Udara di Jateng

Kompas.com - 20/06/2018, 07:07 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi


Salah satu pedagang keliling penjual baso, Rahman (42), mengaku sengaja berjualan di sana setelah mendengar kabar akan ada Festival Balon Udara sejak pekan lalu.

Pada hari pertama festival, baso dagangannya laris lebih cepat ketimbang berjualan seperti biasanya.

"Alhamdulillah ini dua jam bawa (dagangan) full sekarang sudah hampir habis. Tukang es sebelah saya juga banyak yang beli, laris juga di sini," kata Rahman.

Pemerintah bersama pemda setempat berencana menyelenggarakan festival serupa sebagai agenda rutin untuk jangka waktu tertentu ke depannya.

Temuan balon liar menurun

Suasana penyelenggaraan Java Balloon Festival 2018 di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19/6/2018). Festival diadakan Kementerian Perhubungan bersama AirNav Indonesia dalam rangka meredam maraknya balon udara liar yang membahayakan keselamatan penerbangan dalam beberapa hari terakhir.KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Suasana penyelenggaraan Java Balloon Festival 2018 di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19/6/2018). Festival diadakan Kementerian Perhubungan bersama AirNav Indonesia dalam rangka meredam maraknya balon udara liar yang membahayakan keselamatan penerbangan dalam beberapa hari terakhir.

Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav mencatat, sejak Java Balloon Festival diadakan laporan pilot mengenai temuan balon udara di ketinggian jelajah pesawat mulai turun.

Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto menyebutkan, jika pada Jumat (15/6/2018) yang adalah hari pertama Lebaran ada 71 laporan balon udara liar, berangsur turun jadi 15 laporan pada Minggu (17/6/2018).

Angka tersebut semakin turun pada hari Senin (18/6/2018), di mana hanya ada 4 laporan balon udara dari pilot yang melintas di langit Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com