Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Cerita Said Didu Kehilangan Ponsel di Bandara hingga Blok Migas yang Habis Kontrak

Kompas.com - 06/08/2018, 07:34 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Menhub Sebut LRT Palembang Mogok karena Masinis Kurang Tanggap

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa masinis light rail transit ( LRT) di Palembang, Sumatera Selatan, lalai ketika kereta tersebut mogok akibat hujan deras beberapa waktu lalu.

"Itu sebenarnya hanya kekurangtanggapan dari masinis. Mestinya begitu mati, urut-urutannya, (sistem) otomatisnya tidak berfungsi, sehingga (sensor pintu dalam posisi) terbuka, otomatis powernya mati," ujar Budi di Bengkulu, Sabtu (4/8/2018).

Menurut Budi, LRT itu terhenti karena masalah teknis. Rangkaian LRT tersebut tidak mengalami masalah pada mesinnya.

"Mesin tidak ada masalah sama sekali, cuma karena prosedur yang seharusnya dilakukan masinis tidak dijalankan dengan baik," kata Budi.

Baca selengkapnya: Menhub Sebut LRT Palembang Mogok karena Masinis Kurang Tanggap

2. Lebih Untung Mana, Tabungan Emas atau Ikut Cicilan Emas?

Investasi emas tampaknya masih menjadi investasi favorit masyarakat Indonesia sampai sekarang. Selain karena faktor keuntungan, nilai jual emas juga tidak turun drastis alias stabil saat terjadi pelonjakan kondisi ekonomi.

Itu sebabnya emas sering dikatakan sebagai safe haven karena nilai jualnya yang tetap tinggi dan tidak akan membuat si pemilik jatuh miskin.

Dalam investasi emas, sering muncul pertanyaan tentang mana yang paling menguntungkan di antara menabung emas atau ikut program cicilan emas. Simak ulasan berikut agar keuntungan yang didapat dari investasi emas lebih optimal.

Baca selengkapnya: Lebih Untung Mana, Tabungan Emas atau Ikut Cicilan Emas?

3. Benarkah Kini Lebih Baik?

Nanti ada yang tersinggung," begitulah komentar seorang eksekutif di tahun 1999. Suasanya kala itu Indonesia sedang serba sulit.

Badai krisis multidimensi baru saja melanda negri. Ekonomi dan politik sama susahnya. Apalagi buat armada berbendera nasional: Garuda Indonesia.

Tetapi mengklaim sesuatu yang kini lebih baik, dan faktanya akan demikian kalau transformasi dilakukan dengan baik, selalu mengundang kegelisahan dan amarah pemimpin-pemimpin yang berkuasa (dan belum selesai) di masa lalu. Padahal kini, hari ini selalu harus lebih baik dari kemarin. Lalu apa salahnya?

Baca selengkapnya: Benarkah Kini Lebih Baik?

4. Cerita Said Didu Kehilangan Ponsel di Bandara Soetta dan Ketemu dalam 7 Jam 

Mantan Staf Khusus Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu nyaris kehilangan ponsel usai bertransaksi di ATM Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (3/8/2018) lalu.

Ia baru menyadari 10 menit setelah meninggalkan ATM bahwa ponselnya tak berada di tangan. Ia panik bukan main. Bukan karena soal nilai ponselnya, tapi banyak data-data penting bahkan rahasia di ponselnya itu. Saat itu, Said sempat putus harapan.

Menurut dia, mustahil mendapatkan ponselnya kembali mengingat luasnya area bandara dengan ratusan ribu orang berlalu lalang. Kecil kemungkinan pula orang tersebut masih di sekitar bandara.

"Permasalahan yang dihadapi untuk mencari ini bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami," ujar Said sebagaimana ditulis di halaman Facebooknya, Minggu (5/8/2018).

Baca selengkapnya: Cerita Said Didu Kehilangan Ponsel di Bandara Soetta dan Ketemu dalam 7 Jam


5. Setelah Blok Brantas, Ini Blok Migas yang Habis Masa Kontrak hingga 2026

Lapindo Brantas Inc selaku operator Blok Migas Brantas memperpanjang kontrak bagi hasil dengan pemerintah untuk mengelola blok tersebut.

Semestinya, kontrak tersebut berakhir pada 2020. Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sengaja mempercepat perpanjangan kontrak tersebut pada Jumat (3/8/2018) lalu.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial beralasan, mereka ingin memberikan kepastian bagi investasi. "Dan juga memberikan kepastian kepada para investor untuk memberikan ruang lebih fleksibel supaya bisa mempersiapkan," kata Ego.

Selain di Brantas, ada beberapa Blok Migas di wilayah kerja lainnya yang akan habis kontrak pada 2019 hingga 2026.

Baca selengkapnya:  Setelah Blok Brantas, Ini Blok Migas yang Habis Masa Kontrak hingga 2026

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com