Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perisai, Sharoushi Ala Indonesia untuk Melindungi Pekerja

Kompas.com - 10/12/2018, 16:47 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

Agus menjelaskan, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat komunal, sehingga pihaknya pun memberdayakan kalangan komunitas untuk agen perisai.

"Banyak komunitas, mereka bisa lebih percaya, menerima orang di sekelilingnya dari pada di luar. Nah orang komunitas itu kami rekrut," sebutnya.

Hal itu terbukti dengan penambahan kepesertaan yang dinilai Agus luar biasa. Hingga kini tercatat 4.000 agen Perisai, dengan 3.500 orang yang aktif. Mereka berhasil menambah kepesertaan 400.000 pekerja dalam kurun waktu 10 bulan ini. Adapun iuran yang diperoleh mencapai Rp 32 miliar.

Mantan bankir ini menyebut, selain memberdayakan komunitas, pihaknya juga menggunakan teknologi digital untuk menunjang kinerja Perisai supaya lebih efektif dan efisien.

"Kami berpikir bahwa key succes factor untuk sistem keagenan ini adalah satu, memberdayakan  komunitas dan kedua didukung oleh teknologi digital. Sekarang pendaftarannya itu semua paperless, tidak ada dokumen apapun, peserta kita menerima bukti ini secara digital juga," papar dia.

Agus menjelaskan, agen Perisai mendapatkan insentif  berupa komisi akuisisi sebesar Rp 500.000 sebulan dengan syarat bisa mendapatkan 50 peserta baru. Selain itu agen juga mendapat komisi 7,5 persen dari iuran yang terkumpul.

"Sekarang ini sudah ada yang pendapatannya Rp 20 jutaan sebulan," ucapnya.

Dia menyebut penerapan Perisai ini memberikan beberapa keuntungan, mulai  dari sisi jumlah kepesertaan yang bertambah lebih cepat, kemudian membuka lapangan kerja baru dengan gaji cukup besar. "Kita juga membantu program pemerintah dengan peningkatan kompetensi SDM," sebut Agus.

Pada kesempatan itu, 10 orang agen Perisai terbaik dibawa ke Tokyo untuk hadir dalam World  Sharoushi Symposyium, yang sekaligus 50 tahun pembentukan Sharoushi.  Selain itu mereka juga mendapatkan pelatihan terkait Sharoushi.

"Kami kerja sama denga JICA (Japan International Cooperation Agency), sepenuhnya mereka ke sini dibiayai JICA. Mereka yang terbanyak mengakusisi dan bisa menjaga keberlangsungan pembayarannya," ucap Agus.

Yuliani, salah seorang agen Perisai yang hadir di Tokyo, mengaku dalam sebulan sudah mendapatkan penghasilan sekitar Rp 21 jutaan. Ibu rumah tangga dari Tangerang ini sudah berhasil mengakuisisi 5.300 peserta yang aktif.

"Insya Allah bulan ini, ikatan motor akan masuk sekitar 1.600 peserta kalau closing," ucapnya.

"Namun memang menggarap orang itu tidak mudah. Tetapi kita tidak patah semangat, butuh kesabaran," tambah wanita beranak 3 ini.

Sementara agen Perisai dari Bali, Azis menyebutkan dirinya sudah merekrut 3.000 pekerja non formal. Dia mengaku mendapatkan insentif sebesar Rp 10 juta per bulan. Meski demikian dia mengaku tidak terlalu memikirkan insentif yang didapatnya.

"Kami tergerak untuk membantu para pekerja yang belum terdaftar, saya tidak melihat insentif yang didapat," ucap pria yang sebelumnya menjadi agregator di BPR itu.

Azis, Agen Perisai BPJS KetenagakerjaanKOMPAS.com/ERLANGGA DJUMENA Azis, Agen Perisai BPJS Ketenagakerjaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com