Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perisai, Sharoushi Ala Indonesia untuk Melindungi Pekerja

Kompas.com - 10/12/2018, 16:47 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

KOMPAS.com - Untuk mempercepat penambahan kepesertaan pekerja Indonesia ke dalam jaminan sosial,  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan meluncurkan Perisai (Penggerak Jaminan Sosial Nasional) sejak Februari 2018 lalu.

Dengan mengadopsi konsep Sharoushi, Perisai diandalkan BPJS Ketenagakerjaan untuk meraup kepesertaan pekerja terutama dari sektor informal alias bukan penerima upah (BPU).

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, menyebut,  untuk mempercepat penambahan kepersertaan para pekerja Indonesia ke dalam jaminan sosial, pihaknya menghadapi berbagai tantangan.

"Tantangan kami adalah bagaimana mempercepat penambahan kepersertaan. karena kondisi demografi dan geografi kita, terutama untuk sektor informal bagi mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil," ucap dia saat memberikan pemaparan mengenai Perisai di World  Sharoushi Symposyium di Tokyo, pekan lalu.

Baca juga: Pekerja di Industri Ini Diprediksi Paling Tinggi Naik Gaji pada 2019

Jumlah total tenaga kerja di Indonesia mencapai 127,07 juta orang, dengan 53,09 juta (42 persen) merupakan pekerja formal dan  73,98 juta (58 persen) pekerja informal.

Menurut Agus, saat ini kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sudah mencapai 48,9 juta pekerja atau 52 persen dari tenaga kerja yang harus di-cover lembaga ini. Adapun jumlah peserta yang aktif adalah 28,9 juta.

BPJS Ketenagakerjaan sendiri bertanggung jawab untuk mendorong semuat pekerja termasuk pekerja informal agar ikut dalam jaminan sosial. Untuk merengkuh semua pekerja itu Agus menyebut, pihaknya tidak bisa mengandalkan kepada karyawan organik BPJS Ketenagakerjaan saja yang jumlahnya hanya sekitar 5.575 orang.

Berdasar dari itu, pihaknya pun melakukan pengkajian terhadap berbagai konsep di negara-negara lain, termasuk Jepang.

"Kami lihat di Jepang dengan konsep Sharoushi. Ini kami ambil dan diimplementasikan di Indonesia. Tetapi tidak 100 persen diimplentasikan, Kami sesuaikan dengan budaya dan regulasi kita, serta kebutuhan BPJS ketenagakerjaan, yakni percepatan penambahan kepesertaan," papar dia.

Baca juga: Tahun Depan Gaji Pekerja IT Bisa Naik 50 Persen, Bagaimana Sektor Lain?

Maka diluncurkanlah Perisai untuk mempercepat penambahan kepesertaan pekerja Indonesia terutama sektor informal.

"Perisai ini kami jalankan pararel dengan yang dikerjakan oleh karyawan kita, sehingga tidak overlapping. Karyawan menggarap menengah besar, pekerja upah (PU). Yang ditangani Perisai, sektor mikro kecil bukan penerima upah, karena mereka itu yang sulit dicapai dan mereka tersebar di remote area," sebut Agus.

Konsep Sharoushi sendiri menempatkan dirinya sebagai konsultan bagi pekerja dan perusahaan. Sedangkan Perisai masih sebatas sebagai merekrut, selain memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai jaminan sosial.

Namun bukan berarti Perisai berhenti di level merekrut, Agus menyebut, pihaknya memiliki road map untuk terus meningkatkan kompetensi para agen Perisai.

"Orang-orang ini kita didik, kita latih secara regular basis, kita sertifikasi. Sekarang basic level kemudian menjadi medium level, paling enggak dia ngerti social security, dia mengerti tentang regulasi ketenagakerjaan. Kemudian kita latih lagi hingga high level, di situ dia bisa berperan sebagai konsultan jaminan sosial," papar Agus.

Komunitas dan teknologi digital

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com