Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Pelaku Usaha Harus Ambil Kesempatan di Tengah Perang Dagang

Kompas.com - 12/01/2019, 16:28 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pelaku ekonomi di Indonesia tidak boleh tinggal diam melihat perang dangan Amerika Serikat dengan China yang kemungkinan masih berlangsung tahun ini.

Wimboh mendorong agar pelaku usaha mengambil kesempatan di tengah kondisi ekonomi global tersebut. Salah satunya dengan menawarkan produk ke AS, ketika produk China ditolak masuk oleh negara adikuasa itu.

"Momentum itu bisa kita lakukan kalau kita punya produk unggulan yang bisa menjadi alternatif produk China masuk ke AS," ujar Wimboh di Jakarta, Jumat (11/1/2019) malam.

Baca juga: Perang Dagang, Nike Alihkan Sebagian Order Sepatu ke Indonesia?

Indonesia saat ini tengah melakukan negosiasi ke AS terkait fasilitas Generalized System of Preference (GSP). Pemerintah memperjuangkan argumen bahwa Indonesia memiliki kesempatan besar untuk ekspor berbagai komoditi ke AS dengan kualitas lebih baik dan harga kompetitif.

Sebab, Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam sehingga potensi ekspornya sangat besar. Di sisi lain, kata Wimboh, perlu ada perbaian dari sisi produksi di dalam negeri sebelum dipasarkan lebih luas ke dunua.

"Selama ini yang diekspor belum diolah. Yang mengolah tadinya negara lain. Sekarang kita olah sendiri, lalu diekspor," kata Wimboh.

Baca juga: Darmin: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjaga di Tengah Perang Dagang

Dalam sambutannya di hadapan pelaku industri jasa keuangan, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla juga mengingatkan pentingnya pelaku industri mengambil manfaat yang dihadapi negara lain. Dalam situasi perang dagang, Indonesia punya kesempatan besar untuk masuk ke pasar AS.

Oleh karena itu, kata Kalla, sistem keuangan dan perdagangan harus menyatu.

"Harus selalu teratur dan bagaimana impor-ekspor kita sejalan, bagaimana kurangi impor dengan invest yang kuat," kata Kalla.

Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah sudah membangun infrastruktur sehingga ada perbaikan logistik nasional. Namun, pembangunan tersebut tentu butuh dana besar. Dana tersebut bisa diperoleh dari lembaga keuangan yang sehat, sehingga orang percaya untuk berinvestasi dan memberikan kredit ke perusahaan.

"Supaya mereka kembali bayar pajak dan menumbuhkan ekonomi di negeri ini," kata Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com