Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Cuma Irit Pengeluaran, Ini Kunci Mandiri saat Pensiun Dini

Kompas.com - 08/02/2019, 07:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bagaimana cara Anda untuk mengumpulkan uang? Sebagian besar tentu menjawab dengan menambah porsi simpanan dari pendapatan serta mengurangi pengeluaran.

Tidak bisa dibilang salah. Namun, ternyata cara tersebut kurang manjur untuk mengumpulkan banyak uang dalam waktu singkat, setidaknya lima tahun.

Setidaknya ada tiga variabel dalam membangun kekayaan, yakni pendapatan, simpanan, dan pengeluaran.

Dalam teori yang sering disampaikan penasihat keuangan, semakin Anda meningkatkan tabungan, semakin banyak Anda mengurangi pengeluaran Anda, maka semakin banyak uang yang Anda miliki dan mencapai kemandirian finansial.

Baca juga: Apa Saja yang Harus Disiapkan Jelang Pensiun?

Masalahnya, selama ini caranya hanya fokus pada bagaimana mengurangi pengeluaran untuk meningkatkan tabungan. Sehemat apapun Anda menghabiskan uang, tetap saja jumlah uang yang dapat Anda simpan dibatasi oleh berapa banyak uang yang dihasilkan

Nah, untuk membangun kekayaan dengan cepat, Anda perlu memaksimalkan potensi ketiga variabel tersebut. Dengan mengurangi pengeluaran sekaligus meningkatkan pendapatan, Anda akan memiliki lebih banyak uang untuk ditabung atau diinvestasikan.

Untuk mempercepat kebebasan finansial, meningkatkan pendapatan Anda dianggap cara yang lebih optimal daripada mengurangi pengeluaran. Caranya bisa dengan mencari pekerjaan sampingan atau berinvestasi. Cara ini sangat berguna jika Anda punya rencana besar dalam waktu dekat, seperti menikah atau membeli rumah.

Baca juga: Taspen: Banyak ASN Cemas Menghadapi Masa Pensiun

Sebagaimana dikutip dari Business Insider, Jumat (8/2/2019), cara ini telah diterapkan Grant Sabatier. Dalam buku yang ditulisnya berjudul "Financial Freedom: A Proven Path to All the Money You Will Ever Need", Sabatier mampu mengumpulkan 1,25 juta dollar AS dalam lima tahun.

Dengan itu, ia pensiun dini di usia 30 tahun.

"Menghasilkan lebih banyak pendapatan memungkinkan Anda untuk menabung dan menginvestasikan lebih banyak uang dan memanfaatkan peluang yang semakin bertambah," ujar Sabatier.

Bermula dari target menghimpun jutaan dollar hingga usia 30 tahun, Sabatier melakukan perhitungan. Jika ia menabung 50 persen dari gaji tahunan 50.000 dollar AS, dan bertambah setiap tahun sebesar 7 persen, itu akan membutuhkan setidaknya 25 tahun untuk menghimpun 1,25 juta dollar AS.

Belum lagi pengaruh inflasi. Jumlahnya mungkin tak akan cukup banyak untuk pensiun.

Baca juga: Sri Mulyani Ajak Generasi Milenial Ikut Dana Pensiun

Sabatier mengatakan, jika tidak menghasilkan banyak uang, maka semakin jauh dari kemandirian finansial. Semakin banyak uang yang dapat dihasilkan, semakin banyak uang yang dapat dihemat.

Sementara itu, Sabatier menganggap, menabung 50 persen dari penghasilan saja sudah cukup gila. Bukan mustahil, hanya saja tidak semua orang bisa menerapkannya. Tergantung seberapa besar penghasilan dan kebutuhan.

"Saya selalu memandang tabungan sebagai peluang, bukan pengorbanan," kata Sabatier.

Baca juga: Cara Mudah Menabung untuk Masa Pensiun

"Meskipun ini sulit dilakukan, ada kisah-kisah luar biasa tentang para guru, petugas kebersihan, pejabat pelayanan publik, dan lainnya yang telah menyelamatkan jalan mereka menuju kemandirian finansial dini," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com