Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Bukan Ancaman, BNI Gandeng 15 Fintech

Kompas.com - 28/02/2019, 06:45 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menganggap kehadiran perusahaan teknologi keuangan alias financial technology (fintech) di Indonesia bukan sebuah ancaman bagi industri perbankan.

BNI menilai fintech sebagai mitra untuk memberikan akses keuangan kepada masyarakat. Apalagi indeks inklusi keuangan di Indonesia masih terbilang rendah dalam beberapa tahun terakhir.

Deputy General Manager IT Bidang Pengembangan BNI Muhammad Faisal Jazuli menuturkan, pihaknya  sudah menjalin kerja sama dengan belasan fintech, khususnya jenis peer to peer lending dan pembayaran. 

Baca juga: Fintech Terus Berkembang, Apakah Bank Akan Tumbang?

Ini merupakan terobosan baru di tengah kekhawatiran fintech bakal jadi pesaing perbankan, termasuk BNI.

"Kita akan membuat platfrom yang lebih, omni channel untuk kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan fintech," kata Faisal ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

Omni channel yang dimaksud Faisal ialah sebuah model bisnis lintas channel yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan pengalaman pelanggan mereka. Pelanggan dari perusahaan yang mempraktikkan Omni Channel dapat melakukan belanja dengan menggunakan berbagai channel sekaligus baik online maupun offline.

Baca juga: Fintech Mampu Dongkrak Pertumbuhan Pembiayaan di Indonesia

Menurut Faisal, seiring perjalanan waktu dan kemajuan zaman diperlukan upaya untuk mengembangkan bisnis, sehingga memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan nantinya.

Dia menyebutkan, sejauh ini BNI sudah menggandeng sekitar 15 perusahaan fintech yang spesialisasinya P2P lending dan pembayaran. Bahkan, sudah terintergrasi atau terhubung dengan layanan transaksi yang disediakan oleh BNI.

"Sekarang ada sekitar 14 sampai 15 fintech sudah connect dengan sistem kita," ungkapnya.

Baca juga: Wapres Kalla Ingatkan Perbankan Kini Bersaing dengan Fintech

"Jadi secara corporate plan kita sudah merencanakan ke depannya, kita melihat fintech itu bukan sebagai pesaing justru kita akan kolaborasi dengan mereka. Sinergi dengan teman-teman fintech," tambahnya.

Faisal menjelaskan, pihaknya kini masih fokus menjalin kerja sama dengan perusahaan fintech P2P lending dan pembayaran. Namun, tidak menutup kemungkinan akan merambah dan menggaet fintech jenis lainnya.

Sejauh ini, catatan OJK sudah ada sekitar 99 fintech berbagai spesialisasi layanan yang terdaftar dan berizin. Ada banyak jenis fintech telah berjalan dan beroperasi di Indonesia, mulai jenis crowdfunding (urun dana), peer to peer (P2P) lending, payment, dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com