Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Platform Blockchain EEC Jajaki Pasar Indonesia

Kompas.com - 23/04/2018, 07:30 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform digitalisasi aset Energy Eco Chain (EEC) mulai menjajaki pasar Indonesia dengan menawarkan layanan digitalisasi aset berbasis hybrid blockchain dan fitur wallet (dompet elektronik).

Hybrid blockchain ini diklaim sebagai generasi ketiga yang lebih ramah lingkungan serta hemat energi ketimbang blockchain generasi pertama dan kedua. Adapun generasi pertama digunakan sebagai landasan bitcoin, sedangkan generasi kedua digunakan pada ethereum.

“Berbeda dengan blockchain satu dan dua, pada hybrid blockchain yang kami gunakan itu tidak perlu melakukan mining. Dengan demikian akan lebih hemat energi serta lebih ramah lingkungan,” jelas COO of EEC Foundation, Tony Huang saat ditemui Rabu (18/4/2018) lalu.

Dia menambahkan saat ini perusahaannya masih menjajaki berbagai calon klien di Indonesia. Calon yang dimaksud pun bisa bervariasi, tanpa mematok perusahaan tertentu.

Baca juga : Huawei: Blockchain Harus Menciptakan Efisiensi

Chairwoman of EEC Foundation, Sabrina Lu menyebutkan saat ini EEC masih beroperasi beta (masa uji coba) dan sudah memiliki sejumlah klien berupa perusahaan game di Vietnam hingga China. Indonesia merupakan target perluasan layanan mereka berikutnya.

“Kami belum memiliki klien di Indonesia. Perusahaan energi (seperti PLN) memang potensial bagi kami, tapi bisa juga perusahaan lain. Layanan kami bisa dibayangkan sebagai platform untuk digitalisasi aset dengan cepat dan aman,” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa layanan serta produk EEC berbeda dengan bitcoin karena bukan merupakan cryptocurrency atau mata uang digital. Namun di sisi lain, EEC juga memiliki Energy Token yang fungsinya mirip.

Baca juga : Teknologi Blockchain Berkembang, Apa Dampaknya Bagi Bisnis Pusat Data?

Energy Token ibarat alat tukar yang bisa digunakan oleh sesama perusahaan pengguna platform milik EEC. Perusahaan juga memiliki wallet atau dompet digital untuk menyimpan, bertransaksi, serta mentransfer Energy Token ke pengguna lain.

Untuk diketahui mining merupakan salah satu komponen penting dalam bitcoin. Pada proses mining, seorang miners atau penambang memakai piranti lunak khusus yang dapat memecahkan masalah matematika tertentu. Sebagai ganti dari kegiatannya menjalankan piranti lunak tersebut, miners mendapatkan imbalan sejumlah bitcoin.

Sedangkan istilah hybrid blockchain mengacu pada kombinasi teknologi blockchain publik dan privat. Sesama anggota jaringan hybrid blockchain bisa menentukan transaksi-transaksi mana yang diletakkan di wilayah publik dan privat antara anggota tertentu.

Baca juga : Teknologi Blockchain, Teknologi Masa Depan

Kompas TV Jumlah pengguna platform jual beli mata uang digital bitcoin.co.iddiklaim oleh pengelolanya akan mencapai 1,5 juta orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com