Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelonggaran Moneter Tergantung Nyali Bank Indonesia

Kompas.com - 14/08/2017, 13:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelonggaran kebajikan moneter semakin terbuka seiring terkendalinya laju inflasi indeks harga konsumen (IHK) hingga bulan Juli 2017.

Namun Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter sangat tergantung kepada nyali Bank Indonesia (BI).

"Gimana hasil akhirnya? Wah itu tergantung BI nyalinya kaya apa," ujar Darmin di Jakarta, Senin (14/7/2017).

Menurut Darmin keputusan untuk melonggarkan kebijakan moneter pasti akan menuai pro dan kontra.

Apalagi Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, mengindikasikan rencana kenaikan suku bunga acuannya.

(Baca: Kebijakan The Fed Tak Berdampak Negatif pada Indonesia)

Dalam konferensi persnya, The Fed menyatakan prospek pertumbuhan ekonomi AS cenderung membaik, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2,2 persen pada tahun 2017.

Adapun inflasi AS juga diperkirakan bergerak menuju kisaran target The Fed, begitu pula dengan serapan tenaga kerja.

Di sisi lain tutur Darmin, tingkat inflasi Indonesia masih terkendali di angka 2,35 persen pada semester pertama 2017.

Bila inflasi terkendali, maka ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter semakin terbuka. Namun tutur Darmin, keputusan pelonggaran moneter ada di tangan BI.

Pemerintah berharap agar keputusan pelonggaran moneter bisa membuat tingkat suku bunga bank turun.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan, terbukanya pelonggaran kebijakan moneter tersebut sejalan dengan upaya untuk menopang pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

"BI melihat kondisi inflasi terjaga dan kami akan betul-betul mengamati. Kalau situasi terus menunjukkan kondisi terjaga, maka tidak tertutup kemungkinan BI akan easing (melonggarkan kebijakan moneter)," kata Agus di kantornya di Jakarta, Jumat (4/8/2017).

Agus menuturkan, kemungkinan melakukan pelonggaran kebijakan moneter tersebut sejalan dengan upaya BI dalam merespons dan membantu terjaganya investasi serta laju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Meskipun demikian, kemungkinan pelonggaran tersebut masih bergantung pada data ekonomi yang ada.

(Baca: Masih Realistiskah Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen?)

Kompas TV BI Tahan Bunga Sampai Akhir 2017?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com