JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari kepeduliannya terhadap alam, menggugah Dhamar Perbangkara menjadi seorang pengusaha handicraft berbahan sisa atau limbah kayu yang diberi label Gauri Art Division.
Dhamar kini dikenal sebagai eksportir perkakas dapur dari bahan sisa kayu ke negara-negara besar seperti Jepang, Australia, dan Amerika Serikat (AS).
Selain itu, ia juga dapat memberdayakan masyarakat di pedesaan-pedesaan di Bali untuk membuat kerajian dan menghasilkan uang.
Namun siapa sangka, kesuksesannya kini harus diraih dengan mengorbankan pekerjaannya dahulu sebagai Asisten Desainer.
Kepada Kompas.com, ayah dua anak tersebut menceritakan perjuangannya dalam membangun usaha handicraft.
(Baca: Dengan Sisa Kayu, Dhamar Raih Omzet Rp 100 Juta Per Tiga Bulan)
"Awalnya, saya bekerja sebagai asistem desainer supervisi interior oleh seorang bule (yang datang ke Bali), dia tuh melakukan ekspor furniture interior," kata Dhamar, di Hotel Ibis Jakarta, Sabtu (26/8/2017).
Saat bekerja sama dengan orang asing tersebut, Dhamar sudah membawa Gauri, sebagai rekanan usaha untuk desain. Saat itu, Gauri Art Division belum fokus menjalani usaha handicraft.
Suatu hari, Dhamar pernah diminta untuk mengecek lapangan. Dia melihat ada produksi kayu yang banyak membuang dan tak mempergunakan kembali sisa-sisa kayu tersebut.
Dari situlah, Dhamar merasa prihatin. Padahal, menurut dia, sumber daya alam semakin menipis akibat terlalu banyak eksploitasi. Kemudian Dhamar membeli potongan-potongan kayu tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.