Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Registrasi SIM Card hingga Cak Imin Keluhkan Delay

Kompas.com - 19/02/2018, 07:01 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mengumumkan bahwa Pelanggan yang hingga 28 Februari 2018 mendatang belum mendaftarkan nomor teleponnya, maka akan terkena pemblokiran bertahap dari layanan telepon, SMS, hingga akhirnya nomor dimatikan.

Pemblokiran tersebut dimulai pada Maret 2018 dan harapkan sudah benar-benar tuntas pada Mei 2018.

Artikel mengenai registrasi SIM card tersebut menjadi salah satu berita yang diminati oleh pembaca pada akhir pekan kemarin.

Berikut 5 berita populer di kanal ekonomi Kompas.com yang bisa Anda baca kembali

1. Kemenkominfo Tegaskan Tak Perpanjang Registrasi "Sim Card" Prabayar

Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan tidak akan memperpanjang masa registrasi prabayar menggunakan nomer Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Ketika masa registrasi prabayar berakhir dan pengguna layanan seluler belum mendaftarkan kartunya, nomor akan dihapus dari sistem milik operator telekomunikasi secara bertahap.

"Tidak, ini tidak akan diperpanjang. Kenapa diperpanjang kan sudah lama? Kita mesti fokus pada kualitas pelanggan, bukan jumlah pelanggan, tapi pelanggan tidur (non aktif). Sebenarnya rugi semua di industri," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat bincang dengan Kompas.com di kantornya, Kamis (15/2/2018).

Chief RA, demikian sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa saat ini belum diketahui dengan jelas jumlah pelanggan seluler di Indonesia.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Tidak Registrasi Kartu SIM Setelah 28 Februari, Apa yang Akan Terjadi?

 

2. Cak Imin Keluhkan "Delay," Ini Penjelasan Garuda Indonesia

Inflight entertainment di pesawat Boeing 737 MAX 8 Garuda Indonesia, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (7/1/2018). ARSIP GARUDA INDONESIA Inflight entertainment di pesawat Boeing 737 MAX 8 Garuda Indonesia, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (7/1/2018).
 Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memberikan penjelasan mengenai keterlambatan (delay) yang terjadi pada penerbangan GA 619 rute Makassar-Jakarta beberapa waktu lalu.

Di dalam penerbangan tersebut terdapat politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin.

Pihak Garuda Indonesia menyatakan, penerbangan GA 619 mengalami keterlambatan diakibatkan cuaca buruk berkepanjangan di sejumlah sektor penerbangan, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta.

Kondisi itu berdampak pada terlambatnya pesawat yang akan digunakan pada penerbangan tersebut dari Jakarta.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga : Pesawat Delay, Cak Imin Tagih Konsumsi dan Ingin Beli Pesawat

 

3. Penataan 2,1 GHz Selesai, Indosat Janjikan Sinyal Lebih Stabil

KompasTekno menemukan sebuah kartu SIM dari Indosaat Ooredoo dalam kemasan Redmi 5A. Indosat memang menjadi rekanan operator seluler Xiaomi dalam pemasaran Redmi 5A.Oik Yusuf/ KOMPAS.com KompasTekno menemukan sebuah kartu SIM dari Indosaat Ooredoo dalam kemasan Redmi 5A. Indosat memang menjadi rekanan operator seluler Xiaomi dalam pemasaran Redmi 5A.
 Indosat Ooredoo telah berhasil menyelesaikan penataan frekuensi 2,1 GHz dan menjanjikan pelanggan bisa merasakan sinyal yang lebih stabil.

Adapun penataan yang dimaksud terkait dengan adanya tambahan satu blok frekuensi sebesar 5 MHz, yang dimenangkan oleh Indosat dan Hutchison Tri Indonesia pada lelang tahun lalu.

Dengan selesai penataan itu, maka Indosat kini menempati blok frekuensi 10,11, dan 12, dengan total lebar spektrum 15 MHz di frekuensi 2,1 GHz.

Head of Corporate Communication Indosat Deva Rachman mengatakan, efek dari selesainya penataan dan blok frekuensi tambahan ini bagi pelanggan antara lain berupa stabilitas sinyal yang dirasakan.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga : Laba Bersih Indosat Naik 83,2 Persen di Semester I 2017

 

4.  Venezuela, Negara yang Ekonominya Paling Menyedihkan di Dunia

Wilmer Rojas (25) menunjukkan kreasi tas yang terbuat dari uang kertas bolivar yang dijualnya. Nilai mata uang yang sangat rendah membuatnya berkreasi untuk membuat uang kertas lebih berharga.Federico Parra / AFP Wilmer Rojas (25) menunjukkan kreasi tas yang terbuat dari uang kertas bolivar yang dijualnya. Nilai mata uang yang sangat rendah membuatnya berkreasi untuk membuat uang kertas lebih berharga.
Venezuela dan Afrika Selatan dinobatkan sebagai negara dengan ekonomi paling menyedihkan di dunia. Sementara Thailand dan Singapura memiliki ekonomi paling menyenangkan di dunia.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (17/2/2018), Venezuela meraih predikat tersebut selama 4 tahun berturut-turut. Hal ini berdasarkan Bloomberg Misery Index, yang menghitung angka inflasi dan tingkat pengangguran di 66 negara.

Di Venezuela, hiperinflasi telah membuat banyak ekonom angkat tangan terkait pertumbuhan harga riil. Para ekonom yang disurvei memprediksi inflasi di negara tersebut mencapai 1.864 persen pada tahun ini.

Dana Moneter Internasional mengestimasi inflasi Venezuela melonjak 13.000 persen untuk tahun 2018 ini. Adapun inflasi pada tahun 2017 lalu ditaksir mencapai 2.400 persen.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: Krisis Ekonomi, Warga Venezuela Mulai Memulung Barang di Sungai

 

5. Uang Elektronik Tidak Hanya untuk Bayar Tol, Tapi Juga untuk Belanja

Ilustrasi uang elektronik dan alternatif sarana kanal bayarKOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Ilustrasi uang elektronik dan alternatif sarana kanal bayar
Penggunaan uang elektronik (electronic money/ e-money) kerap digunakan sebagai cara pembayaran di gerbang jalan tol. Namun, e-money juga ternyata bisa untuk kegiatan berbelanja.

Demikian disampaikan Asistem Direktur Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Novita Wulandari, di sela kegiatan sosialiasi e-money di Simpang Lima Semarang, Minggu (18/2/2018).

Berdasar evaluasi BI, masyarakat masih banyak yang tidak mengenal uang elektronik. Sebagian lainnya mengetahui, namun masih kebingungan melakukan pengisian uang (top up).

Jika pun masyarakat tahu tentang e-money, mereka umumnya tahu penggunaannya hanya sebatas pada pembayaran di jalan tol.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga : Uang Elektronik Vs Dompet Elektronik, Mana yang Lebih Menarik Digunakan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com