Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tarif Pajak Sedan hingga Barter Sukhoi, 5 Berita Populer Ekonomi

Kompas.com - 20/02/2018, 07:07 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Kamis (8/2/2018) lalu, mengatakan, revisi pajak mobil sedan dibutuhkan karena produsen otomotif dalam negeri tak berminat memproduksi sedan. Pengenaan pajak yang tinggi disebut membuat pabrik mobil enggan memproduksi sedan.

Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan,  pihaknya masih mengkaji permintaan revisi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil sedan tersebut.

Artikel mengenai rencana penurunan tarif pajak mobil sedan merupakan salah satu berita terpopuler di kanal ekonomi pada Senin (19/2/2018) kemarin.

Berita populer lainnya adalah mengenai Uber menjual lini bisnisnya di Asia Tenggara dan deal barter Sukhoi dengan komoditas.

Berikut 5 berita populer di Kanal Ekonomi Kompas.com

1. Soal Penurunan Tarif Pajak Mobil Sedan, Ini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pihaknya masih mengkaji permintaan revisi pajak pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil sedan yang diusulkan Kementerian Perindustrian.

Revisi diusulkan lantaran mobil sedan yang digolongkan sebagai barang mewah dikenai pajak lumayan tinggi, yang akhirnya berdampak pada penurunan penjualan salah satu jenis kendaraan roda empat tersebut.

"Dari segi industri, Pak Menteri Perindustrian mengatakan bahwa kendaraan sedan bukan lagi kendaraan luxurious (mewah). Untuk itu, skema dari sisi insentif pajak atau rezim pajaknya akan disesuaikan dengan kebutuhan strategi industri dalam negeri," kata Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, pekan lalu.

Saat ini, pajak untuk sedan mini (1.500 cc ke bawah) dikenai 30 persen dan sedan kecil (di atas 1.500 cc) 40 persen. Adapun kendaraan penumpang selain sedan dan station wagon, tarif PPnBM hanya 10-20 persen.

Selengkapnya baca di sini

Baca juga : DJP: Ada Aturan Pajak E-Commerce, Penjual di Medsos Juga Harus Bayar Pajak

2.  Uber Bakal Jual Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab?

Ilustrasi UberPoolUber Ilustrasi UberPool
Perusahaan teknologi penyedia transportasi Uber dikabarkan bakal menjual bisnisnya di Asia Tenggara kepada perusahaan serupa asal Singapura, Grab. Jika aksi korporasi ini terwujud, Uber akan memperoleh ekuitas Grab di dalamnya.

Mengutip Fortune, Senin (19/2/2018), langkah tersebut merupakan bagian dari strategi Uber membantu menurunkan biaya sebelum melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO). Uber sendiri mengalami kerugian 4,5 miliar dollar AS pada 2017 meski meraup penjualan 7,5 miliar dollar AS. Artinya, permintaan tetap ada, tetapi Uber harus fokus pada kawasan-kawasan yang berkinerja kuat saja.

Asia merupakan kawasan yang keras bagi Uber, di mana layanan-layanan serupa bertaraf regional secara konsisten mengalahkannya. Uber pun sudah menyerah di China dengan cara menjual kepemilikan saham kepada kompetitornya, Didi Chuxing, pada 2016.

Adapun di India, platform taksi daring Ola melahap 3 persen pangsa pasar Uber hanya pada paruh kedua tahun 2017. Ola kini memimpin pangsa pasar di India dengan persentase 15 persen.

Selengkapnya baca di sini

Baca juga: Penumpang AirAsia Bisa Pesan Uber Sambil Check-in

3.  "Deal", Pemerintah Barter Komoditas dengan Pesawat Tempur Sukhoi

Teknisi sedang menyiapkan pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara sebelum terbang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/8/2014). Sukhoi merupakan salah satu jenis pesawat tempur untuk pertahanan dan menjaga keamanan wilayah Indonesia.KOMPAS/HERU SRI KUMORO Teknisi sedang menyiapkan pesawat Sukhoi milik TNI Angkatan Udara sebelum terbang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/8/2014). Sukhoi merupakan salah satu jenis pesawat tempur untuk pertahanan dan menjaga keamanan wilayah Indonesia.
 Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan, rencana barter pesawat Sukhoi Rusia dengan hasil komoditas Indonesia telah ada titik terang.

Pasalnya, perjanjian pembelian 11 Sukhoi Su-35 dari Rusia seharga 1,14 milar dollar AS atau Rp 15,3 triliun (kurs 1 dollar AS sama dengan Rp 13.500) telah ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dan Rusia.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pembayaran Sukhoi tersebut setengahnya akan dilakukan dengan skema imbal beli.

Dalam hal ini, Pemerintah Rusia akan membeli komoditas yang ditawarkan dengan nilai setengah dari pembelian Sukhoi tersebut.

Selengkapnya baca di sini

Baca juga: Harga 11 Sukhoi Hasil Barter Komoditas Sekitar Rp 15 Triliun

4. Viktor Laiskodat Ingin Beli Bandara Komodo

Viktor Bungtilu Laiskodat saat bersama warga Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (20/1/2018)KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere Viktor Bungtilu Laiskodat saat bersama warga Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (20/1/2018)
Politikus Partai Nasdem yang kini menjadi salah satu calon gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Victor Bungtilu Laiskodat berniat membeli Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo, NTT.

Bandara Komodo merupakan salah satu dari dari 10 bandara yang akan dilelang pemerintah kepada swasta untuk dikembangkan lebih lanjut.

Pemerintah akan melakukan perpanjangan landasan pacu, perluas apron dan pengembangan terminal Bandara Komodo dengan investasi sebesar Rp 500 miliar.

Untuk pengerjaan proyek ini, pemerintah menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU). Pemerintah akan melakukan tender pada Maret 2018.

Selengkapnya baca di sini

Baca juga: Menko Luhut: Pembangunan Sejumlah Bandara akan Gunakan Dana Swasta

5. Ini Ponsel yang Paling Banyak Diselundupkan ke Indonesia

Sebagian dari 20.000 lebih ponsel hasil penyelundupan yang dipamerkan saat konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018). Ponsel ini merupakan barang ilegal yang akan dimusnahkan bersama dengan barang ilegal lain, yaitu minuman keras hingga rokok. KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Sebagian dari 20.000 lebih ponsel hasil penyelundupan yang dipamerkan saat konferensi pers di kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018). Ponsel ini merupakan barang ilegal yang akan dimusnahkan bersama dengan barang ilegal lain, yaitu minuman keras hingga rokok.
 Pekan lalu pemerintah memusnahkan puluhan ribu telepon seluler ( ponsel) ilegal. Sebanyak 20.545 ponsel selundupan itu merupakan hasil penindakan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan selama enam bulan terakhir.

Dari puluhan ribu ponsel tersebut, iPhone dan Xiaomi merupakan ponsel yang paling banyak diselundupkan ke Indonesia.

"Memang handphone ilegal yang ada di sini paling banyak iPhone dan Xiaomi, dua itu paling banyak," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Ponsel Indonesia Hasan Aula saat ditemui di tengah-tengah pemusnahan barang ilegal di kantor pusat DJBC, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018).

Menurut Hasan, kebanyakan iPhone dan Xiaomi ilegal yang beredar di Indonesia bisa masuk melalui jalur-jalur yang tidak resmi dan tidak bayar pajak. Adapun produk ponsel dikatakan resmi apabila telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan pemerintah, salah satunya memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Selengkapnya baca di sini

Baca juga: 20.000 Ponsel Ilegal Dimusnahkan, Paling Banyak iPhone dan Xiaomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com