Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Hadapi Tantangan Berat untuk Mampu Memberi Makan Penduduknya

Kompas.com - 16/03/2018, 14:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Ketujuh, seluruh insan HKTI diharapkan mau terjun langsung ke lapangan dan berbuat sesuatu secara nyata. Hal ini selain untuk merasakan langsung realitas dunia pertanian di lapangan juga sebagai upaya memahami kekayaan kearifan lokal masyarakat kita.

Insan HKTI perlu menggali kembali kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber pangan yang telah dikonsumsi turun-temurun, seperti sagu dan umbi-umbian di Papua dan wilayah timur lainnya.

Dulu mereka mengonsumsi sagu dan umbi-umbian, lalu diubah dengan memakan beras. Hal ini tidak sesuai dan malah menyusahkan karena beras harus didatangkan dari tempat jauh seperti Pulau Jawa sehingga harganya menjadi sangat mahal.

Oleh karena itu kearifan lokal setiap daerah perlu dieksplorasi lagi guna membantu ketahanan dan kedaulatan pangan. Pada tahap kedaulatan pangan, berarti negara sanggup memberikan pangan yang cukup dan baik kepada setiap warga negara.

Selain sebagai penyedia pangan, pertanian juga merupakan roda penggerak ekonomi nasional. Posisi sektor pertanian berada di peringkat kedua yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, setelah industri pengolahan. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian bisa membuat ekonomi Indonesia kian bersaing di dunia internasional.

Salah satu turunan penting dari sektor pertanian adalah tumbuhnya industri makanan dan minuman, termasuk kuliner Nusantara. Industri ini diproyeksikan masih menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional pada tahun depan.

Kementerian Perindustrian mencatat sumbangan industri makanan dan minuman terhadap PDB industri nonmigas mencapai 34,95 persen pada triwulan ketiga 2017. Hasil itu menjadikan sektor makanan dan minuman menjadi kontributor PDB industri terbesar dibanding subsektor lain.

Dilihat dari perkembangan realisasi investasi, sektor industri makanan dan minuman untuk penanaman modal dalam negeri pada triwulan ketiga 2017 mencapai Rp 27,92 triliun atau meningkat 16,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penanaman modal asing 1,46 miliar dolar AS.

Untuk menjaga pertumbuhan sektor itu tetap tinggi pemerintah terus mendorong pelaku industri makanan dan minuman nasional agar memanfaatkan potensi pasar dalam negeri. Indonesia, dengan memiliki jumlah penduduk sebanyak 260-an juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan.

Di samping itu, industri makanan dan minuman nasional semakin kompetitif karena jumlahnya cukup banyak. Tidak hanya meliputi perusahaan skala besar, tapi juga telah menjangkau di tingkat kabupaten untuk kelas industri kecil dan menengah. Bahkan sebagian besar dari mereka sudah ada yang go international.

Bersamaan dengan itu, dunia kuliner Indonesia juga sangat maju dan sudah semakin dikenal secara internasional. Bahkan dalam beberapa polling lembaga-lembaga survei kuliner internasional mendudukan rendang padang sebagai makanan terlezat di dunia. Nasi goreng dan sate juga masuk peringat atas. Kopi Nusantara juga menjadi favorit nomor satu para penggemar kopi di dunia.

Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa Indonesia memiliki 1.317 etnis dan etnis-etnis tersebut memiliki seni dapur masing-masing. Jadi bisa dibayangkan betapa beragamnya lelayaan kuliner kita. Dan satu hal yang menjadi ciri khas kuliner Indonesia adalah sangat kaya dengan cita rasa dan aroma rempah yang tak banyak bisa dijumpai di belahan dunia lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com