Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan AS Diprediksi Mencapai 3 Persen, Ini Antisipasi BI

Kompas.com - 07/05/2018, 20:22 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Kompas TV Dalam jangka pendek, otoritas moneter juga akan mengguyur dollar ke pasar untuk mendinginkan gejolak rupiah.

Kalau dulu pada tahun 1980-an Indonesia selalu bicara tentang ekspor dan bisa melaksanakannya yakni melalui manufaktur bisa mencapai 39 persen kontribusinya ke ekonomi Indonesia, saat ini hanya 20 persen.

Oleh karena itu potensi bahwa kita bisa meningkatkan manufaktur berorientasi ekspor itu sangat terbuka peluangnya.

Kalau Vietnam bisa melakukannya, Thailand bisa mengubah struktur industrinya dari 20 tahun lalu mereka juga defisit ekspor impor barang dan jasa sama seperti Indonesia, dan sekarang Thailand surplus ekspor impor barang dan jasa, maka Indonesia seharusnya bisa melakukan hal yang sama.

Tinggal bagaimana Indonesia membuat komitmen policy yang bagus untuk mendukung industri berorientasi ekspor berkembang dengan baik.

Serta bagaimana sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, sebab lokasi dari industri kan ada di masing-masing daerah.

Jadi pemerintah daerah juga harus punya tujuan yang sama untuk mengembangkan industri berorientasi ekspor.

Karena dengan peningkatan ekspor dan pariwisata maka sumber valas bisa ditingkatkan.

"Kalau sumber valas Indonesia bertambah, maka stabilitas kurs juga akan tercapai," pungkas Mirza.

Berinovasi

Raden Pardede, Wakil Ketua Pokja III Satgas Percepatan Reformasi Struktural mengatakan, pemerintah daerah harus berinovasi untuk mengembangkan industri padat karya berorientasi ekspor. Mereka tidak boleh lagi bergantung pada pemerintah pusat.

"Yang mereka harus lakukan yakni memudahkan semuanya (aturan dan perizinan) sehingga daerah tersebut jadi daerah yang menarik untuk didatangi investasi dan eksportir. Seluruh hambatan-hambatan harus dikurangi," kata dia usai acara seminar.

Di era desentralisasi saat ini, daerah memegang peranan penting oleh karena itu peranan kepala daerah sangat besar pada perkembangan ekonomi dan peningkatan ekspor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com