Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pembangunan LRT Jabodebek Dikritik Wapres Kalla...

Kompas.com - 15/01/2019, 07:31 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Proyek LRT Palembang yang dikerjakan Kementerian Perhubungan sepanjang 23,4 kilometer dengan investasi Rp 11,3 triliun, membutuhkan Rp 484 miliar untuk konstruksi sarana dan prasarana per kilometernya.

Pembangunan proyek ini pun diklaim lebih murah ketimbang di negara lain. LRT Manila di Filipina, misalnya membutuhkan Rp 904 miliar per kilometer, lalu LRT Kelana Jaya di Malaysia memerlukan Rp 807 miliar per kilometer.

Sementara itu, pembangunan LRT Lahore di Pakistan memerlukan Rp 797 miliar per kilometer dan LRT Dubai di Uni Emirat Arab memerlukan Rp 1,026 triliun per kilometer.

Adapun LRT Calgary di Kanada memerlukan anggaran  Rp 2,197 triliun per kilometer dan LRT Houston di Amerika Serikat sebesar Rp 688 miliar per kilometer.

Menurut Pundjung, untuk menilai mahal atau tidaknya sebuah proyek harus dilihat secara keseluruhan. Membandingkannya dengan proyek lain juga harus apple to apple.

“Dalam menerima informasi cost (biaya) harus paham dulu skop pekerjaannya apa, teknologi yang dipakai apa. Jadi cost tadi sudah mengandung cost untuk depo, biayanya nggak murah itu. Cost itu termasuk depo dan stasiun," kata Pundjung.

Mengenai pembuatannya yang 100 persen elevated, pihak Adhi Karya pun angkat bicara.

Direktur Adhi Karya Budi Harto mengatakan, kalau dibangun tepat di atas tanah, maka akan memunculkan banyak perlintasan sebidang. Pada gilirannya, tujuan akhir dari pembangunan LRT yakni untuk memperlancar arus lalu lintas tidak tercapai.

"Karena banyak persimpangan, sehingga lalu lintas kereta dan jalan raya tidak akan lancar, terganggu," kata Budi menjawab Kompas.com.

Dengan menghilangkan perlintasan sebidang, maka kapasitas jalan akan semakin tinggi karena tidak ada gangguan kereta yang lewat.

Selain itu, potensi kecelakaan antara kereta dengan kendaraan dapat diminimalisasi.

Baca juga: Pengoperasian LRT Jabodebek Molor dari Target

Alasan lainnya yakni memastikan kapasitas lintas maupun frekuensi perjalanan kereta dapat maksimum tanpa mengganggu jalur lalu lintas lain.

Selain itu, banyak flyover dan jembatan penyeberangan orang serta konstruksi lainnya yang dibangun di sepanjang jalur LRT.

"Lalu, menjaga kelandaian minimimum jalur (maksimum 2 persen), bila trase vertikalnya turun naik akan mengurangi kenyamanan penumpang dan juga sarananya membutuhkan daya yang besar sehingga boros listrik/ biaya operasional dan biaya perawatan," tutur Budi.

Konstruksi layang juga meminimalisasi pembebasan lahan yang harus dilakukan. Sebab, bila menggunakan konstruksi di atas tanah (at grade) dibutuhkan ruang bebas yang lebih lebar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com