Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Siap Buka Ribuan Hektar Ladang Garam di NTT dan Sulawesi

Kompas.com - 14/09/2017, 09:05 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah mengembangkan ladang garam baru di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi.

Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono saat menyelenggarakan afternoon tea bersama awak media, di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017).

"Di daerah NTT, salah satu (lahan ladang garam) yang sudah jadi sekitar 400 hektar dikerjakan oleh PT Garam dan sudah produksi, ada sisa (lahan) 225 hektar juga akan dikembangkan PT Garam," kata Agung.

Kemudian ladang garam juga akan dibangun di lahan seluas 3.720 hektar di NTT dan Sulawesi. Sebagian lahan tersebut masih berpenduduk dan sebagian lahan lainnya sudah dibebaskan.

(Baca: Di Beberapa Wilayah, Harga Garam Melonjak Hingga 100 Persen)

 

Agung menyebut, investor siap menggarap lahan yang sudah dibebaskan tersebut.

Sedangkan untuk lahan yang belum dibebaskan, Kemenko bidang Kemaritiman telah bekerja sama dengan pemerintah setempat dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) untuk memindahkan penduduk di sana.

Ladang garam juga akan dibangun di lahan seluas 177 hektar di Nagekeo, NTT.

"Tahun ini, kami kerjakan (ladang garam) di Sulawei. Ini sedang dalam proses, ini sudah lahan terlantar," kata Agung.

Menurut dia, saat ini, Kementerian ATR yang tengah bekerja keras membebaskan lahan untuk pembangunan ladang garam. Dengan demikian, dia optimistis masalah kelangkaan garam dapat diselesaikan tahun 2019.

Kompas TV 27.500 Ton Garam Impor Tiba di Pelabuhan Tanjung Perak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com