Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Indonesia Jadi Target Investasi Perusahaan Teknologi Ternama

Kompas.com - 09/10/2017, 21:00 WIB
Bernardin Mario P. N.

Penulis

KOMPAS.com – Investor-investor ternama, seperti Expedia dan Alibaba, memompa miliaran dolar ke startup berbasis teknologi di Indonesia.

Ini dilakukan, melihat ekonomi digital di tanah air yang sedang berkembang dan memiliki potensi sebagai pasar online tebesar di Asia Tenggara.

Dengan populasi Indonesia yang lebih dari 250 juta penduduk yang didominasi masyarakat kelas menengah dan ketersediaan perangkat mobile yang murah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.

“Kami percaya bahwa Indonesia siap menghadapi lompatan besar dalam ekonomi digitalnya, mengikuti pertumbuhan China dan menjadi tujuan teknologi terkemuka di Asia Tenggara,” kata Adrian Li dan Convergence Ventures yang berbasis di Jakarta, seperti dikutip dari Straits Times.

(Baca: Jokowi: Jika Regulasi Berlebihan, Inovasi Startup Tidak Muncul)

Menurut laporan Google dan Temasek Holding Singapura pada tahun 2016, angka pertumbuhan pengguna internet di Asia Tenggara adalah yang paling cepat bila dibandingkan dengan wilayah lain, dengan jumlah pengguna sebesar 124.000 pengguna setiap hari.

Pada 2020, diperkirakan sekitar 480 juta orang di Asia Tenggara akan terhubung dengan Internet. Naik dari 260 juta bila dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurut laporan Google, pasar online pertama di Indonesia lebih dari setengahnya akan diisi e-commerce dari Asia Tenggara pada 2025, dengan estimasi biaya sebesar 46 miliar dolar Amerika.

“Bila Anda melakukan bisnis startup di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Indonesia, biaya, tenaga, dan waktu yang Anda keluarkan hampir sama. Tapi ketika Anda pergi ke Indonesia (pertumbuhan) tidak terbatas. Pasarnya sangat besar,” ujar Wilson Cuaca, salah satu pendiri East Ventures.

Akibatnya, nama-nama besar seperti AS Sequuoia Capital, Rakuten Ventures Jepang dan perusahaan travel Expedia, berani melakukan investasi ke Indonesia.

Tantangan

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mendukung penuh inovasi digital. Dan berencana menciptakan seribu startup teknologi lokal senilai 10 juta dolar Amerika pada 2020.

Hanya saja rencana ini masih mengalami berbagai tantangan. Misalnya tingkat penetrasi internet di luar Pulau Jawa yang masih rendah, penundaan birokrasi, dan buruknya kualitas infrastruktur.

Sedangkan bagi perusahaan e-commerce, hambatan diakibatkan karena sebagian besar orang Indonesia masih belum paham melakukan transaksi online.

Selain itu, permasalahan logistik membuat pengiriman barang menjadi sulit juga menjadi salah satu faktor lambatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia.

“Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah pendekatan sosial. Indonesia adalah negara yang unik dengan beragam komunitas dan adat istiadat yang berbeda di tiap daerah,” ujar CEO Aruna, Farid Naufal Aslam.

Meski begitu masih banyak pemodal dan pengusaha tetap optimis dengan peluang investasi di Indonesia.

“Jendela peluang ada di sana. Selama Anda bisa berinovasi dan memecahkan masalah dengan teknologi, Anda bisa berhasil,” ujar Wilson Cuaca.

Kompas TV Alat ini akan dijual kepada petugas bea cukai dan umum. Harganya sekitar Rp 4 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com